Buktikan Kalimat Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan, Ini Cara Cerdas Abu Nawas Membuktikan
Abu Nawas. Sumber foto: koranradarkaur.id--
Abu Nawas kemudian menceritakan kisah dari Hamad bin Salamah Radiyallahu Anha. Dahulu, seorang saudagar kaya ingin membeli seorang budak.
Ketika memilih, ia menemukan hanya budak yang tua dan cacat, kecuali satu yang masih muda dan bersih. "Aku ingin budak yang itu," kata saudagar.
Penjual memperingatkan bahwa budak tersebut suka menebar fitnah, tapi saudagar tersebut tetap membelinya.
Setelah beberapa hari bekerja, budak itu mulai menyebarkan fitnah kepada istri saudagar. Ia memberitahu istri saudagar bahwa suaminya tidak mencintainya dan berencana menikahi wanita lain.
Istri saudagar terkejut dan bertanya bagaimana si budak tahu. Budak itu memberikan saran agar istri saudagar mencukur janggut suaminya saat tidur, agar suaminya tergila-gila padanya.
Sementara itu, budak itu mendatangi saudagar dan mengklaim bahwa istrinya berselingkuh dan ingin membunuhnya.
Saudagar yang tidak percaya pun terpengaruh. Malam harinya, ia pura-pura tidur dan saat istrinya datang dengan pisau, ia mengira istrinya ingin membunuhnya. Ia merebut pisau itu dan secara tidak sengaja membunuh istrinya.
Kematian tersebut membuat keluarganya marah, terutama karena tuduhan perselingkuhan tidak terbukti.
Keluarga istri pun membunuh saudagar yang memicu perang antara dua keluarga. Dari kisah ini, teman-teman Abu Nawas akhirnya memahami bahaya fitnah yang sangat merusak.