Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Kumuh dan Semrawut, Pasar Ampera Dapat Warning Keras dari Bupati Bengkulu Selatan

Karena tidak mencerminkan wajah pusat ekonomi masyarakat, Pasar Ampera dapat warning keras. Sumber foto : ROHIDI/RKa--

BENGKULU SELATAN (BS) - Pemkab BS kembali menyoroti kondisi Pasar Tradisional Ampera Manna yang hingga kini dinilai masih jauh dari kata tertib dan nyaman.

Dalam kunjungan lapangan yang dilakukan beberapa waktu lalu, Bupati BS H Rifai Tajuddin, S.Sos menyampaikan, keprihatinannya terhadap keadaan pasar yang dianggap tidak mencerminkan wajah pusat ekonomi masyarakat, dan kini Pasar Ampera dapat warning keras. 

Ia menegaskan, Dinas Perindagkop UM BS harus segera mengambil langkah cepat dan terukur agar Pasar Ampera dapat kembali menjadi tempat transaksi yang aman, bersih, dan nyaman bagi pedagang maupun pengunjung.

Menurut Rifai, masalah utama yang paling mencolok adalah ketidakteraturan penataan lapak pedagang. Banyak pedagang yang membuka lapak secara sembarangan, bahkan ada yang sampai menggunakan badan jalan sebagai tempat berjualan. Kondisi tersebut tidak hanya membuat suasana pasar terkesan kumuh, tetapi juga menghambat aktivitas keluar masuk pembeli. Ia menilai, perilaku saling berebut tempat antar pedagang harus dihentikan karena justru merugikan pasar secara keseluruhan.

Bupati juga menyoroti minimnya kebersihan lingkungan pasar. Tumpukan sampah pada sudut-sudut tertentu menjadi pemandangan yang sulit dihindari. Padahal, kebersihan adalah indikator utama yang menentukan kenyamanan sekaligus daya tarik pasar tradisional. Ia menegaskan bahwa tanpa kesadaran kolektif dari pedagang dan tidak adanya pengawasan tegas dari pengelola, persoalan tersebut tidak akan pernah selesai.

Lebih jauh, Rifai meminta Dinas Perindagkop UM BS memaksimalkan fungsi los pasar yang sudah dibangun dengan struktur permanen. Fasilitas itu harus digunakan sebagaimana mestinya, lengkap dengan dinding pembatas dan ruang khusus untuk berjualan. Menurutnya, keberadaan los permanen adalah upaya pemerintah untuk menata pasar agar lebih rapi, bukan hanya sebagai formalitas belaka.

Dalam kunjungannya, Rifai mengaku terkejut melihat banyaknya lapak yang berada di posisi yang tidak seharusnya, bahkan menutup sebagian akses utama. Begitu pula dengan area parkir yang semestinya digunakan untuk kendaraan pengunjung, justru sebagian berubah fungsi akibat pedagang yang membuka lapak di sekitarnya. Padahal, area parkir di Pasar Ampera dinilai cukup luas bila digunakan dengan tertib.

“Kondisi seperti ini tidak boleh terus dibiarkan. Kalau tidak dilakukan perubahan, Pasar Ampera bisa saja kalah bersaing dengan pasar lain seperti Pasar Kutau yang sekarang mulai berkembang,” ujarnya dengan tegas.

Bupati meminta Dinas Perindagkop UM agar segera melakukan evaluasi terhadap pengelolaan pasar. Ia menekankan pentingnya edukasi bagi para pedagang agar memahami bahwa keberlangsungan pasar sangat bergantung pada sikap disiplin dan kesadaran bersama.

Rifa’i mengingatkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Jika pasar dibiarkan tidak tertata, maka lambat laun masyarakat akan meninggalkannya, dan dampak ekonominya akan kembali kepada pedagang itu sendiri.

“Hukum sebab-akibat tidak bisa dihindari. Kalau kita melakukan sesuatu yang baik, hasilnya akan baik. Tapi jika buruk yang kita tanam, maka buruk pula yang akan kita terima,” tutupnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan