Hidup Terasing dan Terisolasi dari Dunia Luar, Inilah Suku di Dunia yang Menolak Kehidupan Modern

Sabtu 03 Aug 2024 - 14:03 WIB
Reporter : Riska Ayu Kurniati
Editor : Dedi Julizar

KORANRADARKAUR.ID - Ketika kita membayangkan kehidupan di zaman modern, kita sering kali terbayang dengan teknologi canggih, kota-kota metropolitan yang gemerlap, dan gaya hidup yang serba cepat.

Namun, di tengah gemerlapnya kehidupan modern ini, terdapat suku-suku di berbagai belahan dunia yang dengan teguh menolak gaya hidup modern dan tetap memegang teguh tradisi serta nilai-nilai leluhur mereka. 

Suku-suku yang menolak kehidupan modern seringkali hidup di daerah terpencil atau terpencil, menjauh dari pusat perkotaan yang dipengaruhi oleh teknologi dan budaya modern. 

Mereka mempertahankan tradisi mereka yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, termasuk cara hidup, kepercayaan dan sistem sosial mereka. 

Salah satu alasan utama di balik penolakan terhadap kehidupan modern adalah keinginan untuk mempertahankan identitas dan kebudayaan suku. 

Mereka percaya bahwa gaya hidup modern dapat mengancam dan mengubah akar budaya mereka, yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka selama berabad-abad. 

Oleh karena itu, menolak gaya hidup modern adalah cara untuk memastikan bahwa warisan budaya suku mereka tetap terjaga untuk generasi mendatang.

BACA JUGA:Jalan Tol di Sumut Harus Dibangun, Alasannya Ladang Gas Milik PT Pertamina

BACA JUGA:Parfum Black Vanilla, Idola Ibu-Ibu Rumah Tangga

Dikutip dari www.viva.co.id, berikut adalah beberapa suku di dunia yang menolak kehidupan modern serta kecanggihan teknologi:

1. Suku Surma di Afrika

Selama bertahun-tahun, suku yang menentang dunia modern tinggal di Ethiopia dan dengan sengaja menghindari hubungan dengan negara-negara barat. 

Meskipun mereka terkenal dengan aksesori bibir yang mencolok, mereka tidak ingin berurusan dengan pemerintah setempat. Diperkirakan ada ratusan kelompok yang berbeda yang hidup di suku Surma. 

Selama bertahun-tahun, mereka telah menjalani gaya hidup dengan cara beternak.

Terjadinya perang dunia mendorong mereka untuk memperjuangkan kemerdekaan. Pada 1980-an, beberapa dokter Rusia berhasil berbicara dengan Surma. 

Kategori :