PADANG GUCI HILIR – Warga gotong royong (Goro) jembatan gantung di Desa Air Kering 2 Kecamatan Pagulir. Lantaran lantai dari kayu sudah banyak yang rusak.
Akibatnya, perjalanan warga menjadi terganggu dan bisa membahayakan. Oleh sebab itu, warga Goro jembatan gantung, Selasa 9 sampai Rabu 10 Juli 2024.
Sebagian besar warga Pagulir tiap hari manfaatkan jembatan gantung. Kini sudah direhab dengan mengganti lantai yang baru dengan cara Goro.
Rimpian (46) warga Desa Air Kering 2, Pagulir mengatakan, jembatan gantung kini di Goro oleh warga Pagulir.
Karena tidak lagi nyaman dilintasi sebab lantai jembatan sudah banyak yang rusak. Bila dibiarkan, maka dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa.
“Sepeda motor sudah tidak leluasa melintas di badan jembatan gantung, karena lantai sudah banyak yang rusak,” katanya.
BACA JUGA:Upaya Mencegah Cyber Crime, Polsek Bakal Patroli Sosmed
BACA JUGA:Bawaslu Minta Peran Pemuda dan Media dalam Mengawasi Tahapan Pilkada 2024
Dikatakannya, kerusakan lantai jembatan sudah lama dan sudah pernah warga menggantinya dengan yang baru.
Bila tidak diganti, petani pergi ke lahan perkebunan dan pertanian sudah merasa khawatir dan bisa membahayakan. Sebab dibawah jembatan merupakan sungai Paguci yang sudah pernah menelan korban jiwa.
“Petani akan merasa nyaman ke lahan produksi sejak lantai jembatan mulai diganti,” ujarnya.
Pergantian lantai jembatan murni hasil Goro warga Pagulir dan tidak ada bantuan dari pemerintah. Warga sudah lama berharap agar jembatan dibangun permanen.
Namun kini belum terwujud dengan alasan anggaran. Pembangunan pernah diusulkan pada acara penting tahunan.
Pembangunan yang diharapkan oleh warga Pagulir hingga kini belum direalisasikan. Pihak kecamatan sudah berusaha pada Pemda Kaur, agar jembatan gantung dibangun dan bisa dilintasi mobil.
“Warga masih menunggu jembatan dibangun permanen. Supaya mobil bisa melintas di atas sungai Paguci,” tuturnya.