"Anak saya mengakui kalau guru itu (inisial Ra, red) sudah mengatainya kaput alias b*bi dan anj*ng. Guru itu juga mengatakan saya selaku orang tua seperti bag*ng alias b*bi," kata Anggi.
Padahal, lanjut Anggi, persoalan cuman karena hal sepele. Yang mana, pada saat itu guru tersebut sedang mengetes murid-muridnya belajar membaca.
Namun, saat itu kebetulan anaknya masih belum bisa membaca secara lancar. Sehingga, tiba-tiba guru tersebut langsung mengatai anaknya seperti binat*ng.
Padahal, saat itu bukan hanya anaknya saja yang belum bisa membaca. Tapi, murid-murid lain juga banyak yang belum bisa membaca.
"Kan wajar kalau anak masih kelas 2 SD belum lancar membaca. Dan lagi saat itu bukan anak saja yang belum bisa membaca. Tapi, kenapa hanya anak saya yang dibuli dan dikatai dengan nada kasar seperti itu," sesal Anggi.
Anggi mengaku, perbuatan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut bukan hanya sekali saja. Namun, sudah berulang-ulang ia lakukan dengan hal yang sama.
Anggi beranggapan, jika sang guru tersebut memang memiliki dendam terhadapnya. Karena, pada tahun lalu, dirinya pernah memviralkan oknum guru tersebut karena tindakan yang mengarah ke pemerasan terhadap murid.
Yang mana, pada tahun 2023 lalu, sang guru tersebut mewajibkan agar murid membawa sapu dan roti ke sekolah sebelum menerima raport.
"Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, maka guru itu mengancam tidak akan memberikan raport muridnya. Ini kan sudah pemerasan," beber Anggi.
Akibat perbuatan tersebut, Anggi menyebutkan jika anaknya mengalami trauma yang sangat mendalam. Bahkan, saat ini anaknya tidak mau lagi datang ke sekolah tersebut.
"Anak saya trauma dan tidak mau lagi sekolah karena takut dimarahi oleh guru tersebut," tegas Anggi.