Pada makamnya terdapat gapura berbentuk kerucut yang dilengkapi beberapa anak tangga dan di sekelilingnya terdapat juga pagar tembok serta pintu dari besi.
BACA JUGA:UPDATE GEMPA BENGKULU! Puluhan Rumah Warga, Masjid, Hingga Balai Desa Ambruk Akibat Diguncang Gempa
BACA JUGA:Mumpung Idup
Pada makam ini terdapat pula ruang terbuka yang tersedia dan bisa dimanfaatkan para pengunjung untuk mengirim do’a saat berziarah di makam ini.
Untuk sampai ke tempat ini hanya membutuhkan waktu 5 menit dari Simpang Lima yang berada di pusat Kota Bengkulu dengan menggunakan kendaraan bermotor, dan untuk masuk tidak dipungut biaya apapun.
Sejarahnya, Sentot Alibasayah dikenal setia dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda hingga akhir hayatnya.
Walaupun makam tersebut berada di tengah-tengah wilayah pemakaman umum, namun bagi masyarakat Bengkulu, makam itu memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat dan sangat diistimewakan.
BACA JUGA:BENARKAH? Perusahaan Pinjol Diduga Bermain Monopoli Bunga Pinjaman
BACA JUGA:Selain UMKM, Pak Tani Juga Kebagian KUR BRI, Begini Cara Pengajuannya
Hal tersebut dikarenakan Sentot Alibasyah merupakan salah satu pahlawan yang dianggap paling bersejarah dan disegani oleh masyarakat Bengkulu pada masa itu.
Makam Sentot merupakan jantung kompleks TPU. Posisinya benar-benar di tengah. Makam dilindungi tabot, bahasa setempat untuk menyebut cungkup.
Cungkup maupun makam dicat putih. Nisannya bertuliskan KPH Alibascha Sentot Abdul Mustapa Prawirodirjo, wafat pads 17 April 1885.
Di bawah tabot, tidak hanya makam Sentot, ada juga makam tokoh Bengkulu asal Arab Saudi, Sayid Muhammad Zen Al Madani, yang merupakan penyebar agama Islam di Bengkulu.
BACA JUGA:Jika Kesulitan Bayar Angsuran KUR, Ini Solusinya, Dijamin Bisa Pinjam Lagi
BACA JUGA:Meski Sejumlah Rumah Rusak, Gempa Bengkulu Tak Berpotensi Tsunami
Konon, Sentot dimakamkan di Magelang, Jawa Tengah, karena diduga makam tersebut hanya petilasan atau tempat yang pernah dihuni.