BENGKULU - Cepatnya perputaran uang di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu saat bulan ramadan. Lantaran klik meningkatnya aktivitas jual beli meningkat dari hari – hari biasa.
Kondisi itu menjadikan momen rawan penyebaran uang palsu (Upal). Khusus di tempat yang tinggi mobilitas perdagangan, seperti pasar hingga bazar takjil berbuka puasa.
Kapolda Bengkulu Irjen Pol Drs. Armed Wijaya, MH melalui Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs. Agus Salim mengatakan, pelaku pengedar Upal biasanya memilih tempat dengan mobilitas tinggi dalam melancarkan aksinya.
Seperti pasar ataupun pedagang takjil berbuka puasa.
BACA JUGA:RAMADAN! Beginilah Kemeriahan di Dunia Pendidikan Eks Kaur Tengah
BACA JUGA:Rumah Makan di Seranjangan Terancam Longsor, Satu Sudah Roboh, Begini Tanggapan Kades
"Pelaku penyebar Upal biasanya memanfaatkan transaksi manual, biasanya di pusat belanja yang tinggi transaksi atau sibuk," kata Agus Salim.
Katakannya pula, pelaku pengedar Upal juga melancarkan aksi ketika pagi hari, atau jelang berbuka puasa.
Saat kondisi minim pencahayaan juga ramainya transaksi. Upal biasanya pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.
"Sebagai pencegahan, anggota kepolisian akan melakukan monitoring di pusat-pusat keramaian," ujar Wakapolda.
BACA JUGA:Akhir Puasa, Simak Kegiatan yang Akan Dilaksanakan di SMAN 9 Kaur
BACA JUGA:MIRIS! Jembatan Gantung Ini, Bahayakan Kesalamatan Warga, Begini Penyebabnya
Imbuhnya, berdasarkan data yang diterima Polri dari Bank Indonesia (BI). Peredaran Upal di Indonesia lebih kecil dibandingkan negara lain. Ini tu terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Bila tiga tahun lalu, dari 1 juta lembar uang yang diedarkan BI, hanya sembilan lembar merupakan Upal. Pada tahun 2023 lalu menurun menjadi hanya lima lembar.