BENGKULU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu berupaya mendorong adanya transportasi laut melalui terminal khusus batu bara. Ini dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan kerusakan jalan yang ditimbulkan.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu, Raden Ahmad Denni mengatakan, sejumlah perusahaan yang ngeluh pada Pemprov Bengkulu itu. Seperti PT Titan Batubara, PT Injatama, dan PT Bengkulu Terminal Energi Antar Nusa, menyampaikan sejumlah kendala. Seperti masalah transportasi perusahaan, perizinan dan penyesuaian Rencana Tata/Ruang Wilayah (RT/RW)
"Menanggapi adanya terminal khusus batu bara dan keluhan dari sejumlah perusahaan ini. Kami telah meminta pihak yang membidangi untuk mencari solusi terbaik," sampai RA Denni, Jumat, 15 November 2024.
Lanjutnya, dalam rencana berdirinya terminal khusus batu bara ini. Pelabuhan baru akan dibangun di Kabupaten Bengkulu Utara.
Ini dilakukan karena melihat kondisi, saat ini, rata-rata ada 1.000 truk yang beroperasi setiap hari dan melalui jalur darat. Jika semua kendaraan ini tetap melalui jalur darat, kata Denni, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan risiko kerusakan jalan dan kecelakaan. Terkait masalah ini, menurutnya membutuhkan koordinasi dengan Kementerian Kelautan.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dirikan Posko Pemantauan Pilkada Serentak 2024, Berikut Ini Tujuannya
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Teken PKS dengan Pemkab dan Pemkot, Ini Bentuk Kerja Samanya
"Kewenangan ini tidak hanya di tingkat Pemprov, tetapi juga kementerian. Lalu kami, Pemprov Bengkulu siap mendampingi agar proses berjalan lancar," ujarnya.
Denni menambahkan, kerjasama antara pengusaha dan pemerintah menjadi kunci untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dengan berdirinya terminal khusus batu bara ini. Diharapkan mengakomodasi kebutuhan pengangkutan batu bara di Bengkulu.
Imbuhnya, menurut perwakilan perusahaan batu bara yang ngeluh kepada Pemprov Bengkulu. Mengatakan jika pelabuhan yang ada saat ini. Tidak dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan pengangkutan batu bara. Persentase yang terakomodir hanya sekitar 40-45 persen saja.
Salah satu keluhan terbesar yang pihak perusahaan ini. Datang dari kebijakan gubernur yang mengarahkan truk yang beroperasi di Bengkulu Utara untuk beralih ke transportasi laut melalui terminal khusus.
Namun, pengusaha mengungkapkan bahwa pelabuhan yang ada saat ini hanya mampu mengakomodasi sekitar 40-45% dari kebutuhan pengiriman barang mereka, sementara pengiriman melalui laut dinilai lebih mahal dan memakan waktu lebih lama.
"Atas keluhan ini. Kami sudah meminta pihak yang membidangi untuk mencari solusi. Insya Allah solusi yang didapat adalah yang terbaik untuk semua pihak," tuntasnya. *