Kisah Perjuangan Supriyadi yang Hilang Bak Ditelan Bumi Usai Pemberontakan Peta

Selasa 27 Aug 2024 - 16:00 WIB
Reporter : Riska Ayu K
Editor : Daspan Haryadi

BACA JUGA:Pahlawan Kemerdekaan Tapi Menjadi Perampok Hingga Buronan, Yuk Simak Kisahnya di Sini!

BACA JUGA:Mengejutkan! Bisa Hidup Sampai Umur 160 Tahun, Inilah Fakta-fakta Unik Suku Hunza

Setelah itu, mereka dikembalikan ke tempat asal mereka untuk bertugas di bawah Batalyon Daidan (Blitar). Di sisi lain dia menyaksikan penderitaan penduduk pribumi akibat tindakan militer Jepang. 

Selain itu, anggota PETA harus menghormati serdadu Jepang, terlepas dari posisi mereka. Hal ini merusak reputasi prajurit PETA.

Shodanco Supriyadi mengadakan pertemuan rahasia pada September 1944 untuk merencanakan revolusi yang akan membawa kemerdekaan melalui pemberontakan.

Komandan batalyon dari berbagai daerah diajak oleh para pemberontak PETA untuk bekerja sama untuk memperkuat kekuatan rakyat.

Namun, pimpinan tentara kekaisaran Jepang, yang mengetahui rencana pemberontakan Shodanco Supriyadi, menggagalkan pemberontakan itu. 

Dalam keadaan sulit, Shodanco Supriyadi tetap mempertahankan rencananya.

Dia meminta para pemberontak untuk tidak menyakiti anggota PETA yang tidak ingin melakukan memberontak. Namun, memukul mundur pasukan Jepang adalah sasaran utama mereka. 

Pukul 03.00 tanggal 14 Februari 1945, Shodanco Supriyadi memimpin pasukan PETA dengan menembakkan mortir ke Hotel Sakura, tempat tinggal para perwira militer Kekaisaran Jepang.

Bintara PETA merusak poster yang bertuliskan Indonesia Akan Merdeka menjadi Indonesia Sudah Merdeka.

Pasukan militer Jepang dengan cepat memadamkan pemberontakan ini. 78 anggota PETA dari Blitar ditangkap dan dipenjara.

6 orang dijatuhi hukuman mati di Ancol pada 16 Mei 1945, 6 lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan sisanya dijatuhi hukuman sesuai dengan tingkat kesalahannya.

BACA JUGA:Kekejaman Pasukan Jepang, Air Diracun Hingga Dokter Ditembak

BACA JUGA:Urutan Kelima Etnis Terbesar di Tiongkok, Inilah Sederet Fakta Suku Uighur

Tidak lama setelah Pemberontakan Blitar, Shodanco Supriyadi hilang secara misterius. Peristiwa itu menjadi suatu misteri bagi sejarah nasional Indonesia yang belum menemukan titik terang. 

Kategori :