Desa Wisata Pela di Pinggir Mahakam, Nikmati Ski Air hingga Museum Nelayan
Desa Wisata Pela Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur-sumber foto: Koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID - Desa Wisata Pela yang terletak di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan salah satu desa wisata yang berada di pinggir Sungai Mahakam. Karenanya sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah sebagai nelayan air tawar.
Hal unik dari Desa Wisata Pela ini, dari 12 desa yang ada di kecamatan setempat yang mayoritas berasal dari etnis Kutai. Pendiduk Desa wisata ini adalah ssatu-satunya penduduk dengan mayoritas etnis Banjar.
Warga Desa Pela terbagi atas 6 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah 172 Kepala Keluarga (KK) dengan 577 jiwa. Dari letak geografis, Desa Pela di sebelah utara berbatasan dengan desa Muhuran, sebelah selatan desa Sangkuliman, sebelah barat dengan desa Semayang dan sebelah timur dengan desa Liang Ulu.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 250/SK-BUP/HK/2019 tentang lokasi desa wisata. Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam diktum keputusannya disebutkan bahwa Desa Pela ditetapkan sebagai desa wisata dengan berbasis wisata Sungai dan Danau. Dengan ekosistem Mamalia Langka pesut Mahakam atau lumba-lumba air tawar. Juga wisata danau adalah karena letak geografis desa yang berada di dekat danau semayang.
Selain itu, hampir 95 persen masyarakat setempat berprofesi sebagai nelayan. Maka aktifitas masyarakat yang didominasi oleh penangkapan ikan. Karenanya sangat bergantung pada keberadaan sungai Pela dan danau Semayang.
Desa Wisata Pela juga menjadi daerah Kawasan konservasi perairan dan kawasan ekonomi esensial, untuk keberlangsungan dan kelestarian pesut mahakam. Penting diketahui, pesut mahakam adalah spesies mamalia yang hidup di air tawar. Pesut mahakam termasuk katagori hewan yang dilindungi karna keberadaan hanya sekitar 80 ekor di Sungai Mahakam. Sedangkan yang sering melewati jalur Sungai Pela ada sekitar 20 ekor.
BACA JUGA:Keindahan Desa Wisata Manubhara di Kaki Gunung Inerie, Sering Dikunjungi Wisatawan Mancaranegara
BACA JUGA:Desa Wisata Pulau Belimbing Riau, Bermalam di Rumah Panggung Berumur Ratusan Tahun
Sejarah Desa
Terbentuknya nama Desa Pela. Ini karena ada dua suku yang pertama kali datang yaitu dari suku Banjar dan suku Bugis. Sejarah Datangnya suku Banjar ke Desa Pela yaitu akibat perperangan Raja Banjar. Sehingga mata pencaharian mereka terganggu.
Karenanya, mereka memutuskan merantau ke Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Pela. Ini untuk lari dari perperangan. Diistilahkan dengan kata pelarian oleh suku Banjar. Sedangkan sejarah suku Bugis datang ke Desa Pela, yaitu untuk mencari ikan dan menjadi nelayan.
Kala itu, Desa Pela sedang mengalami kemarau panjang dengan cuaca yang sangat panas. Maka orang Bugis menyebut dengan mapelai yang berarti panas dalam bahasa Indonesia. Semakin tahun penduduk semakin bertambah hingga tiba saat kepala suku Banjar dan suku Bugis ingin menamai kampung.
Kemudian diadakan musyawarah. suku Nanjar ingin menamai kampung dengan nama Pelarian. Sedangkan di sisi lain suku Bugis ingin Menamai kampung dengan nama mapelai. Maka kepala suku bersepakat, untuk mengambil jalan tengah. Yaitu agar nama yang diusulkan diambil dengan nama PELA saja. Pela dari pelarian bisa masuk dan dari mapelai juga bisa. Akhirnya, semua bersepakat menamai kampung dengan nama Pela.
Produk Pariwisata
Adapun beberapa produk pariwisata di desa ini, yakni:
- Mandanau, menangkap ikan dengan tangan kosong.