Usulan Pojok Baca ke DPR RI di Pantai Laguna Gagal
Usulan pojok baca oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaur ke DPR RI di Pantai Laguna Samudera tidak terealisasi-Sumber Foto: REGA/RKa-
NASAL - Untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Kabupaten Kaur. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaur telah melakukan berbagai upaya.
Salah satunya mengusul pojok baca di wisata Pantai Laguna Samudera Desa Merpas Kecamatan Nasal.
Usulan tersebut disampaikan langsung ke Komisi 10 DPR Republik Indonesia (RI) Bidang Pendidikan 2023 lalu. Namun sayangnya usulan tersebut tidak terealisasi, karena berbeda faktor.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Yarkan Tawami, S.Pd mengatakan, minat baca masyarakat Kabupaten Kaur memang masih rendah. Bahkan jika dipersentasekan jauh di bawah 50 persen.
Namun, segala upaya untuk meningkatkan literasi membaca masyarakat telah mereka lakukan. Bukan hanya mengusulkan pojok baca ke DPR RI, tapi mereka juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Bahkan mereka bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kaur. Untuk menekankan kepada dewan guru, supaya peserta didik dibina untuk rutin membaca.
"Walaupun anggaran kami sangat minim untuk melakukan kegiatan. Tapi kami dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah tidak lepas tangan. Edukasi dan motivasi terus kami lakukan kepada peserta didik dan masyarakat. Bahkan kami rutin melakukan sosialisasi ke sekolah menggunakan mobil perpustakaan keliling," ujarnya.
BACA JUGA:Paripurna, DPRD Kaur Sepakati Raperda Pertanggungjawaban APBD 2023 Menjadi Perda
BACA JUGA:Kades Keluhkan Belum Gajian, Syaratnya Aneh, Menunggu Semua Desa Mengajukan
Lanjutnya, untuk meningkatkan literasi membaca masyarakat di Kabupaten Kaur. Harus ada kerjasama dan peran seluruh lapisan.
Menurutnya, kalau hanya mengandalkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah. Dalam upaya meningkatkan literasi membaca, maka sangat sulit. Sebab yang tahu kegiatan anak itu orang tua itu sendiri.
Sebagai orang tua, penting untuk menekan kepada anaknya agar mengurangi penggunaan gadjet dan perbanyak membaca.
Begitu juga dengan guru, Pemerintahan Desa (Pemdes). Harus ikut serta menggalakkan rendahnya minat baca dan memberikan solusi dalam peningkatan minat baca. Karena rendahnya minat baca ini PR bersama.
"Kalau minat baca kita saja rendah, mau dimana kemana negara kita ini kedepan. Maks dari itu, sebagai pemerintah dan orang tua. Kami harapkan peran sertanya dalam mengajak anak-anak, keluarga dan masyarakat lainnya. Agar rutin membaca, membaca bukan hanya tentang melihat gambar atau melihat tulisa. Tapi memahami kalimat dan pesan yang disampaikan dalam bentuk kata," tegas dia.*