Ternyata Ini Alasan tanggal 17 Agustus Dipilih Sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia
Alasan tanggal 17 Agustus dipilih hari kemerdekaan.-Sumber foto: koranradarkaur.id-
Soekarno membuka pertemuan pada waktu menjelang subuh, kira-kira pukul 04.00 pagi, dengan membacakan rumusan teks proklamasi, yang masih dalam bentuk konsep.
Saat naskah proklamasi ditulis, Soebardjo dan rekan-rekannya mengambil makanan dan minuman dari dapur tuan rumah yang sudah disiapkan.
Saat itu, waktu sahur sudah hampir habis, sedangkan dirinya dan yang lain masih belum makan apa-apa saat mereka meninggalkan Rengasdengklok pada waktu itu.
Sebelum itu, saat Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok, sebetulnya sempat terjadi perdebatan sengit dengan para pemuda di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah sawah.
BACA JUGA:Jangan Khawatir untuk Mengatasi Sampah Organik, Berikut Hewan Pengurai Sampah Organik
Para pemuda menuntut proklamasi dilaksanakan segera. Namun demikian, Soekarno-Hatta tetap teguh dengan perhitungan dan rencananya sendiri.
Bung Karno kembali berbicara ketika udara mulai dingin. Dia menjelaskan bahwa dalam perang dan revolusi yang paling penting adalah waktu yang tepat.
Dikatakan bahwa Soekarno telah merencanakan agar semua pekerjaan tersebut selesai pada tanggal 17.
Menurut Bung Karno, tujuh belas adalah angka yang suci. Tanggal 17 adalah hari Jumat, yang juga merupakan hari Jumat Legi.
BACA JUGA:Tak Selalu Untung, Ternyata Ini Kerugian Investasi Emas Antam!
Sukarni menyarankan agar rakyat pergi ke lapangan IKADA untuk mengumumkan proklamasi setelah rancangan teks proklamasi yang dibuat di rumah Laksamana Maeda siap.
Meskipun demikian, Soekarno menolaknya. Presiden pertama Republik Indonesia itu menyatakan bahwa akan lebih baik jika proklamasi dilaksanakan di rumahnya sendiri, karena pekarangan depan rumahnya cukup luas untuk menampung ratusan orang.
Soekarno menegaskan bahwa rapat umum dengan para penguasa militer yang tidak direncanakan sebelumnya dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Bentrokan kekerasan antara warga dan para penguasa militer yang berniat membubarkan mungkin saja bisa terjadi.