Siapa Sebenarnya Kaum Rohingya, Etnis Muslim Myanmar Berwajah Bolywood

Islam Rohingya Myanmar berwajah India.-Sumber foto: disway.id-

Masyarakat Rohingya mengalami upaya pengusiran dari wilayah Arakan sejak tahun 1942, ketika terjadi pembantaian terhadap Muslim Rohingya oleh pasukan Pro-Inggris.

Pada waktu itu, setidaknya 100.000 Muslim Rohingya tewas di satu kawasan. Sejak saat itu, mereka hidup dalam ketakutan yang konstan.

Dikutip dari buku "Sejarah Sosial Muslim Minoritas di Kawasan Asia" karya Asep Ahmad Hidayat, terdapat empat kelompok besar komunitas Muslim di Myanmar, yaitu kelompok Islam keturunan Burma, kelompok Islam keturunan India, kelompok Islam keturunan Rohingya, dan kelompok Islam keturunan Cina.

BACA JUGA:Pertama! IU sebagai Brand Ambassador Estee Lauder di Korea Selatan

BACA JUGA:MENGEJUTKAN! Waka MPR RI Sebutkan di Bengkulu Selatan Berpeluang Dibangun Bandara, Cek di Sini Lokasinya

Pada masa Kerajaan Meruku di abad ke-14, yang dipimpin oleh Raja Buddhis bernama Narameikla atau dikenal sebagai Min Saumun, komunitas Muslim telah hadir dan menetap di wilayah Arakan.

Sebelum Narameikla menjadi raja, dia diasingkan di Kesultanan Bengal. Namun, dengan bantuan Sultan Bengal bernama Nasirudin, Narameikla berhasil mendapatkan takhta kerajaan di Arakan.

Kesultanan Bengal, sebuah kerajaan Islam pada abad pertengahan, mulai didirikan pada tahun 1342.

Wilayah kekuasaan Kesultanan Bengal mencakup Bangladesh, India bagian timur, dan bagian barat Myanmar.

Setelah Narameikla menjadi raja di Arakan, dia memeluk agama Islam setelah sebelumnya merupakan seorang Buddha.

Namanya pun diganti menjadi Sulaimans Syah, dan dia membawa orang-orang Bengal untuk membantu administrasi di pemerintahannya, membentuk komunitas Muslim pertama di Arakan pada saat itu.

Pada tahun 1420, Arakan menyatakan diri sebagai kerajaan Islam yang merdeka di bawah kepemimpinan Raja Sulaiman Syah. Namun, kekuasaan Islam di Arakan hanya bertahan selama 350 tahun. 

Pada abad ke-17, Arakan berhasil ditaklukkan oleh Raja Myanmar beragama Buddha yang bernama Bodawpaya pada tahun 1784. Akibat invasi ini, sebagian besar penduduk Arakan ditangkap dan dijadikan budak.

Pada tahun 1824, Arakan sepakat menjadi koloni Kerajaan Inggris, dan sejak saat itu, populasi kaum Muslimin di kawasan Arakan mulai berkurang secara perlahan. 

BACA JUGA:Soal Rekrutmen PPK, PPS dan KPPS, Ini Jawaban dari KPU Kaur

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan