Modal Lebaran, Warga Bengkulu Ramai Gadai Barang, Transaksi di Pegadaian Tembus Rp 2 Miliar

Kantor Pegadaian Unit Pembantu Cabang (UPC) Bintuhan di Desa Air Dingin Kecamatan Kaur Selatan.--

BENGKULU - Sebagian besar masyarakat Provinsi Bengkulu mengeluhkan sulitnya kondisi perekonomian saat ini.

Kondisi ini terasa kian mencekik saat bulan puasa dan  jelang perayaan Idul Fitri tahun 1445 Hijriah. Yang mana tingkat kebutuhan meningkat dibandingkan biasanya.

Untuk memenuhi kebutuhan belanja lebaran, sebagian masyarakat memilih "menyandekan" atau menggadaikan harta benda miliknya. Kepada beberapa pihak penyedia jasa pengandaian, seperti PT. Pegadaian Cabang Bengkulu.

BACA JUGA:9 Makanan Khas Pekanbaru, Ternyata Gulai Belacan Terfavorit

Kepala Pegadaian Cabang Bengkulu Noveldi mengatakan, sejak awal bulan suci Ramadan hingga 3 April 2024. Pihaknya mencatat transaksi penggadaian mencapai Rp 1,96 Miliar. Nominal ini mencapai 1,5 persen dari total Outstanding Loan (OSL).

Dikatakannya, transaksi sebesar Rp1,96 miliar tersebut berasal dari penebusan barang gadai dan investasi emas menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.

"Transaksi selama Ramadhan dari 10 Maret sampai dengan 3 April sebesar Rp1,96 miliar atau 1,5 persen dari total OS," ujarnya pada awak media, Kamis 4 April 2024.

BACA JUGA:Selain Berpenampilan Kece! Ini Program Studi Paling Banyak di Butuhkan Alfamart

BACA JUGA:Jamaah Islam Aolia Gunungkidul Lebaran Lebih Dulu, Alasannya Bikin Terkejut

Lanjutnya, transaksi gadai untuk wilayah Kota Bengkulu mengalami peningkatan sejak dua pekan terakhir. Sebab banyak masyarakat yang melakukan gadai untuk modal persiapan mudik Lebaran.

Sedang jenis harta benda yang digadaikan seperti emas, sertifikat tanah, Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP) dan lainnya. 

"Ada beberapa untuk mudik, konsumtif dan untuk modal usaha juga ada. Paling dominan emas perhiasan sebesar 7,25 persen," lanjutnya.

Untuk persentasenya, 80 persen yang terdiri dari gadai emas, sepeda motor dan mobil. Sedangkan untuk produk nongadai seperti pemanfaatan program pembiayaan seperti ultra mikro, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan lainnya. Persentasenye berada di angka 20 persen.

BACA JUGA:Kuota PPPK Kaur Minta Ditambah dari KemenPAN-RB, Perhatikan Pejelasannya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan