Bukan dari Arab atau Jawa, Ternyata Orang Sriwijaya yang Bawa Islam ke NTT

Masjid At-Taqwa Lerabaing menjadi bukti peninggalan sejarah Islam di NTT.-Sumber foto: detik.com-

Beliau juga berpendapat bahwa Solor menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam di NTT karena letaknya strategis dengan bandar-bandar penting di Pamakayo, Lohayong, Menanga dan Labala, sangat penting bagi kapal yang menunggu angin untuk melanjutkan pelayaran ke Pulau Timor dan Maluku, demikian pula di Ende dan Alor.

“Masuknya agama Islam ini dibawa oleh pedagang sehingga sangat wajar kalau penyebarannya dilakukan mulai di sekitar bandar-bandar startegis yang banyak dikunjungi para pedagang Islam dari luar, dan Solor adalah daerah peristirahatan sebelum ke pusat penghasil cendana di Pulau Timor, yang hahkan ketika itu Portugis sendiri membangun benteng di Pulau Solor karena Solor merupakan daerah yang paling tepat untuk berisiraharat sambil melanjutkan perjalanan ke Pulau Timor".

Sultan Menanga kawin dengan  seorang puteri raja Sangaji Dasi dan menjadi orang pertama yang memeluk agama Islam di NTT dan kemudian diikuti anggota keluarganya. 

Artinya, berkat pengaruh Sangaji Dasi, keluarga dan pengikutnya dengan mudah diajak menjadi pemeluk agama Islam. 

Bahkan untuk kepentingan pengembangan agama Islam di Solor, Sultan Menanga kemudian ditempatkan di perbatasan antara kerajaan Lamakera dan Lohayong dan berhasil membangun kampung muslim pertama di Menanga. 

Dari situlah agama Islam kemudian tersebar ke daerah lain seperti Alor, dan seluruh Flores, Timor dan Sumba.

BACA JUGA:Cocok untuk Liburan Bersama Keluarga, 5 Tempat Wisata di Kota Malang, Ada Pantai Tiga Warna

BACA JUGA:Dijuluki Terbaik di Indonesia, Inilah Kampus dengan Program Studi Paling Banyak, Lebih 200 Prodi

Sejak masuknya agama Islam di NTT sampai abat ke-16, para pembawa agama Islam belum tergerak mewujudkan lembaga sosial keagamaan Islam dan lembaga pendidikan Islam sebagai penunjang penyebaran agama Islam. 

Hal ini berbeda dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa yang tidak saja ditunjang para wali dan ulama tetapi juga sistem pendidikan di Pondok Pesantren.

Pada abad ke-16 muncul Kerajaan Gowa yang berasal dari Sulawesi Selatan. 

Pengislaman dari Jawa disini tidak begitu berhasil, akan tetapi berkat usaha seorang ulama asal Minangkabau pada awal abad ke-17, raja Gowa itu akhirnya memeluk agama Islam juga. 

Dengan kebiasaan berlayar yang dilakukan orang-orang Bugis, maka Islam masuk pula di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara, juga beberapa pulau di Nusa Tenggara.

Dengan meluasnya kekuasaan Kerajaan Tallo dan Goa di Nusa Tenggara Timur, maka masuklah agama Islam di Nusa Tenggara Timur. 

Selain pengaruh dari Sulawesi Selatan, masuknya agama Islam di NTT disebabkan pula oleh masuknya orang-orang yang beragama Islam dari Ternate – Maluku ke daerah ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan