Mediasi Mentok! CBS Dinilai Tak Hargai Gubernur

Suasana mediasi koperasi mitra dengan PT CBS di Kantor Gubernur Bengkulu, Kamis 28 Maret 2024.Foto: HERY/RKa--

"Tentu perwakilan tersomasi yang hadir tidak bisa mengambil kebijakan. Ini mengingat posisi mereka sebagai bawahan. Kalau seperti ini kan hasilnya ngambang dan permasalahannya terus berlarut-larut," ujar Sofian Sahidi.

Dia menambahkan, dengan telah dilakukannya mediasi tanpa keputusan ini. Serta batas waktu somasi yang pihaknya layangkan beberapa hari lalu telah berakhir.

BACA JUGA:Jarang diketahui, Biji Karet Bisa Diolah Jadi Makanan Lezat dan Bergizi, Ini Caranya

BACA JUGA:Selama Ramadan, Masjid Istiqlal Siapkan Sahur dan Buka Puasa Gratis, Segini Jumlahnya

Ditegaskannya akan melakukan pemblokiran akses jalan seperti tertulis dalam somasi yang dilayangkan. Hal itu akan dilakukan tanggal 3 April 2024.

"Tetap pada somasi yang kami layangkan. Kami akan melakukan pemblokiran jalan. Serta panen pada kebun plasma untuk membayar tunggakan di Bank Raya," tegasnya. 

Dia juga mengungkapkan, pihaknya menilai apa yang dilakukan pihak tersomasi ini sama saja dengan kurang menghargai dan menghormati Gubernur Bengkulu Prof.Dr.drh.H Rohidin Mersyah, MMA sebagai "ayah" masyarakat Provinsi Bengkulu.

Pasalnya, pihak tersomasi hanya mengirimkan perwakilan yang tak memiliki wewenang untuk mengikuti mediasi.

BACA JUGA:MENARIK! 7 Tradisi Unik Malam Lebaran di Provinsi Bengkulu, Intip Jenis dan Lokasinya

BACA JUGA:Kemenag RI Telah Tetapkan Syarat dan Peraturan Administrasi untuk CIH, Berikut Ini Ketentuannya

"Beberapa orang di antara kami menilai mereka kurang menghargai bapak Gubernur Bengkulu. Yang bagi kami adalah bapak dari seluruh masyarakat Bengkulu. Sebagai warga yang dipimpin beliau. Ini membuat kami merasa pihak tersomasi kurang menghargai beliau," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi LMS Asnawi menilai hal serupa. Diungkapkan, tak hanya dalam mediasi yang dilakukan kali ini.

Mengirimkan perwakilan yang tidak bisa memutuskan kebijakan juga dilakukan dalam beberapa kali mediasi yang dilakukan Pemda Kaur. Diakui ini membuatnya ikut merasa kecewa atas sikap pihak tersomasi.

"Mereka seperti tidak menghargai pimpinan daerah yang sekaligus dianggap orang tua masyarakat di daerah tersebut. Jadi ketika mereka melakukannya, kami sebagai orang yang dipimpin tidak menerima dan kehilangan simpati pad mereka," tegasnya. 

BACA JUGA:Masuk Abad ke-11, Islam di Jatim Miliki Karekteristik Timur Tengah dan Jawa

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan