WOW! Setiap ASN BS Wajib Setor 10 Nama Warga Miskin
H Rifa'i Tajuddin--
BENGKULU SELATAN (BS) - Seperti diketahui, sejak beberapa waktu lalu Pemkab BS meluncurkan Program Gerakan Peduli Masyarakat (Gancang Pikat). Program ini juga dikenal sebagai langka Pemkab BS untuk melakukan pendataan warganya yang tergolong miskin. Program tersebut diluncurkan juga diharapkan bisa mendukung perbaikan data kemiskinan yang ada saat ini.
Namun yang jadi pertanyaan, kenapa Pemkab BS meluncurkan program tersebut saat menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 mendatang. Ditakutkan, dengan adanya program ini kian menambah deretan angka kemiskinan ke depannya. Sebab, melalui program tersebut, seluruh ASN dan tenaga honorer di lingkungan Pemkab BS diwajibkan melakukan pendataan terhadap warga.
Bahkan, masing-masing ASN dibebankan minimal 10 orang mendata masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Pendataan ini bertujuan untuk mendata warga agar mudah mendapatkan akses bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.
Menanggapi hal itu, Wabup BS H. Rifa'i Tajuddin, S.Sos menegaskan, agar program ini tidak hanya melakukan pendataan terhadap warga yang diiming-imingi untuk mendapat bantuan saja. Namun, dengan program ini, warga yang mampu secara ekonomi bisa diusulkan untuk dihapus sebagai penerima bantuan.
"Apabila data yang diberikan ASN (melalui Gancang Pikat, red) tidak dilakukan secara benar, dikhawatirkan 2024 terjadi lonjakan penerima bantuan sosial," tegas Wabup.
Rifa'i mengingatkan, pendataan melalui Program Gancang Pikat ini jangan sampai menambah data orang miskin baru di BS. Apalagi orang mampu yang didata menjadi miskin untuk mendapat bantuan. Karena dikhawatirkan akan menambah jumlah angka kemiskinan. Apabila data angka kemiskinan meningkat, artinya pemerintah gagal mengentaskan kemiskinan.
Mengingat, lanjut Wabup, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Dinas Sosial (Dinsos) BS, saat ini setidaknya ada 108 ribu lebih warga BS yang miskin. Sementara, total keseluruhan penduduk BS hany sebanyak 170 ribu orang. Itu artinya, menunjukkan sekitar 60 persen lebih warga BS miskin.
"Ini perlu dipahami lagi oleh ASN ataupun honorer di Bengkulu Selatan," pungkasnya. (roh)