Masuknya Islam di Tanah Andalas (Bagian II)
Masjid Agung Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara merupakan masjid dengan menara tertinggi ke-3 se-Asia. -Sumber gambar: palpres.disway.id-
Kesultanan ini memiliki peran penting dalam penyebaran dan pembelaan agama Islam di Nusantara, terutama melawan penjajahan Portugis dan Belanda.
Kesultanan ini juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, yang melahirkan ulama-ulama besar, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin As-Sumatrani, dan Nuruddin Ar-Raniri.
BACA JUGA:Tradisi Sambut Ramadan, Warga Kaur Ramai “Ngenggawangan” di TPU
BACA JUGA:Selama Puasa, Sekda Pemprov Bengkulu: ASN Harus Menerapkan Disiplin Kerja
- Kesultanan Deli (abad ke-16 hingga ke-20 M)
Merupakan kerajaan Islam yang berpusat di Medan, ibu kota Sumatera Utara saat ini.
Kesultanan ini didirikan oleh Tuanku Panglima Gocah, pahlawan yang merupakan keturunan dari Sultan Iskandar Muda dari Aceh.
Kesultanan ini memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara lain, seperti India, Tiongkok, dan Eropa.
Kesultanan ini juga dikenal sebagai penghasil tembakau dan karet, yang menjadi komoditas ekspor utama pada masa itu.
BACA JUGA:Ramadan Waspadai Penyebaran Upal, Ini Lokasi Rawan Penyebarannya
BACA JUGA:TPN Ganjar Mahfud Tunjuk Kapolda Sebagai Saksi di Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK
Tahap Terakhir
Tahap ini ditandai dengan masuknya pengaruh kolonialisme dan modernisasi di Sumatera Utara.
Pada tahap ini membawa dampak terhadap perkembangan agama Islam di wilayah ini. Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa ini antara lain adalah:
- Perang Aceh yang terjadi tahun 1873-1904
Merupakan perang antara Kesultanan Aceh melawan Belanda, yang ingin menjajah wilayah Aceh sebagai bagian dari Hindia Belanda.
Perang ini berlangsung selama lebih dari 30 tahun dan menelan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.