Fatmawati, Sang Merpati dari Bengkulu, Biografinya Menginspirasi

Inilah sosok Fatmawati Soekarno ibu negera pertama RI yang berjuluk Sang Merpati dari Bengkulu. Sumber foto: bengkuluprov.go.id.--

Pada usia enam tahun Fatmawati belajar di Sekolah Rakyat, kemudian melanjutkan ke sekolah dasar berbahasa Belanda Hollandsch – Inlandsche School (HIS). Status sosial yang dimiliki, ditambah kedudukan Datuk Hassan Dien yang pernah menjadi pegawai pemerintah kolonial. 

 

Terlahir dari lingkungan keluarga yang taat agama, rajin belajar membaca Al-Qur’an, mengaji, dan aktif di Nasyiatul Aisyiyah atau organisasi remaja putri yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Ini membentuk Fatmawati sebagai pribadi yang memiliki karakter. Di samping mendalami nilai-nilai agama, Fatmawati juga melatih rasa keindahan, dengan menari tarian Melayu dan aktif dalam kelompok sandiwara bernama Monte Carlo. 

 

Meskipun Fatmawati tumbuh sebagai remaja yang memiliki jatidiri kuat dan prinsip yang teguh, taat pada tradisi dan keyakinannya. Tetapi terbuka terhadap berbagai perubahan zaman. Sebagai contoh, ketika usia Fatmawati baru 15 tahun, dengan tingkat kecerdasan berpikir, bekal sosial dan kemampuannya berdiskusi. Telah menjadikannya sosok yang disegani, bahkan memikat seorang Soekarno yang kemudian memberikan julukan “Sang Merpati dari Bengkulu.”

 

Pertemuan Dengan Sang Proklamator 

Pertemuan Fatmawati dengan Soekarno, terjadi pada tahun 1938. Ini ketika orang tua Fatmawati mengajak berkunjung ke rumah pengasingan Sukarno di Bengkulu. Tujuan kunjungan keluarga pada awalnya adalah untuk mengelabui Polisi Intel Belanda yang selalu mengawasi gerak-gerik Sukarno dan juga tamu-tamu yang mengunjunginya. 

 

Fatmawati yang saat itu mengenakan baju kurung merah hati dan kerudung kuning dengan hiasan border. Ternyata telah menarik perhatian Sukarno. Peristiwa ini menjadi momentum penting bagi Fatmawati dan Sukarno, karena  pada pertemuan awal ini antara Fatmawati dan Sukarno menumbuhkan benih-benih cinta yang pada akhirnya membawa Fatmawati menjadi ibu Negara Pertama di Republik Indonesia (Fanani, 2017: 36).

 

Soekarno tidak sendiri berada di rumah pengasingan, namun ditemani istrinya Inggit Ganarsih dan anak angkatnya Ratna Djuami. Merasa memiliki kedekatan, karena jarak usia yang tidak jauh, Ratna Djuami kemudian mengajak Fatmawati untuk bersekolah di tempat yang sama, yaitu di R.K. Vakschool Maria Purrisima. Sebuah sekolah kejuruan yang berada di bawah naungan organisasi Katolik. 

 

Namun demikian, Fatmawati tidak serta merta dapat memasuki sekolah tersebut,  karena harus lulus terlebih dulu dari HIS. Sukarno berhasil menyelesaikan persoalan ini, sehingga memungkinkan Fatmawati melanjutkan ke R.K. Vakschool Maria Purrisima bersama-sama dengan Ratna Djuami. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan