Rektor UP Bantah Lakukan Pelecehan Seksual ke Pegawainya, Berikut Penjelasan Pengacaranya
Rektor Universitas Pancasila (UP) berinisial ETH akhirnya buka suara terkait tudingan pelecahan seksual yang ditujukan kepadanya. Sumber foto: tribunnews.com--
Kuasa hukum salah seorang korban, Amanda Manthovani mengatakan, korban dugaan pelecehan seksual oleh oknum Rektor UP tersebut berjumlah dua orang. Masing-masing berinisial RZ dan DF.
"Untuk pelapor DF langsung ke Bareskrim Polri bukan di Polda Metro Jaya. Dengan laporan yang terdaftar nomor STTL/36/I/2024/Bareskrim. Jadi korban ada dua dengan satu terlapor orang yang sama," ujar Amanda.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Tak Gentar Hadapi Lawan Kuat , INI RAHASIANYA
Selain itu, Amanda menjelaskan, DF adalah staf kampus di UP Jakarta tempat rektor bernisial ETH bekerja.
Pada saat kejadian, dugaan kasus pelecehan dialami DF saat itu masih berstatus pegawai honorer.
Kendati demikian, Amanda tidak mengetahui detail bentuk dugaan pelecehan yang dialami DF.
Ia hanya menyebut, tidak lama pascakejadian, DF keluar (resign) dari kampus.
BACA JUGA:SELAMAT! Tidak Ada PHK Massal Untuk Honorer di 2024, Simak Penjelasannya
"Untuk DF pekerja honorer saat itu. Tidak lama setelah kejadian, korban resign," ungkapnya.
Sementara kliennya sendiri, yakni RZ telah melayangkan laporan LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024. Dugaan pelecehan seksual yang dialami kliennya itu terjadi pada Februari 2023.
"Saat di bulan Februari 2023, terlapor ini memanggil korban ke ruangan dalam rangka pekerjaan," katanya.
Di saat itulah RZ mengalami dugaan pelecehan seksual ETH. Ketika itu terlapor meremas bagian sensitif tubuh korban.
BACA JUGA:HATI-HATI! Tunjangan Sertifikasi Guru Bisa Dihentikan, Karena Beberapa Hal Ini
Namun, korban malah mendapatkan surat mutasi dan demosi pada 20 Februari 2023.
"Kami sudah mendengar mengenai adanya pelaporan tersebut. Kami juga mencermati pemberitaan yang muncul di media," ungkap Putri 24 Februari 2024.