Orang Jawa Dilarang Menikah dengan Orang Sunda Tidak Memiliki Dasar Kuat, Begini Asal Usul Mitosnya

Asal-usul mitos larangan orang Sunda menikah dengan orang Jawa. Sumber foto: riau.com--

RADAR KAUR BACAKORAN.CO – Pernikahan antara orang Jawa dan Sunda telah umum terjadi di Indonesia selama berabad-abad dan tidak dianggap tabu dalam masyarakat.  

Meskipun ada perbedaan budaya di antara kedua kelompok etnis tersebut, pernikahan lintas budaya biasa terjadi dan dianggap sebagai bagian dari keberagaman budaya Indonesia. 

Namun ada yang mengatakan, bahwa orang jawa dilarang menikah dengan orang sunda. Tapi hal ini tidak memiliki dasar yang kuat secara historis atau budaya.  

BACA JUGA:WAW! Husnul Kausarian Guru Besar Bidang Teknik Geologi Termuda di Indonesia, Ini Biografinya

Dikutip rbtv.disway.id, menurut mitos, orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang Sunda. Mitos ini seolah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.  

Karena itu, tak heran jika mitos ini masih dipercaya oleh sejumlah masyarakat Jawa dan Sunda. Hal tersebut merupakan mitos dari legenda rakyat yang diwariskan secara turun-temurun melalui lisan maupun isyarat.  

Mitos larangan pernikahan Jawa dengan Sunda ini berawal dari sejarah perang bubat antara Kerajaan Majapahit dari tanah Jawa dan Kerajaan Padjadjaran dari tanah Sunda.  

Mitos ini mungkin memiliki akar dalam sejarah kolonial di Indonesia, tetapi penting untuk diingat bahwa mitos ini lebih merupakan cerita yang beredar di masyarakat daripada fakta sejarah yang terverifikasi. 

Berikut ada beberapa asal usul mitos mengapa orang Jawa dilarang menikah dengan orang Sunda.

BACA JUGA:Jelang Pencoblosan, Pemohon e-KTP Membeludak, Januar Apriko: Pemohon 100 Kali Lebih Banyak

1. Kolonisasi Belanda 

Selama masa penjajahan Belanda di Indonesia, terjadi upaya kolonisasi budaya dan pemisahan etnis untuk memperkuat kendali mereka.  

Belanda mungkin secara sengaja atau tidak sengaja memperkuat perbedaan antara kelompok etnis Jawa dan Sunda untuk memecah belah masyarakat dan mempertahankan kekuasaan mereka. 

Hal ini bisa menyebabkan stigma atau stereotip negatif terhadap pernikahan lintas etnis. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan