AHY Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Kota Bengkulu, BWSS VII Optimis Rampung Akhir Tahun
Menko Bidang Pembangunan dan Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono tinjau proyek pengendalian banjir di Kota Bengkulu, Selasa 16 September 2025. Sumber Foto: SAPRIAN/RKa --
BENGKULU - Usai memimpin rapat evaluasi Instruksi Presiden (Inpres) percepatan pembangunan Pelabuhan Pulau Baai dan Pulau Enggano.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyempatkan diri meninjau proyek strategis nasional pengendalian banjir di Kota Bengkulu, Selasa 16 September 2025.
Dalam kunjungan tersebut, AHY memberikan semangat kepada para pekerja di lapangan. Ia menuliskan pesan pada sebuah bingkai kertas “Lindungi masyarakat Bengkulu dari banjir tahunan. Lanjutan kerja dan pembangunan. Terima kasih dan tetap semangat”.
Proyek dengan nilai anggaran Rp 78,8 miliar ini bersumber dari APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ditjen Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Sumatera VII, dan SNVT PJSA Sumatera VII Provinsi Bengkulu.
Kepala SNVT PJSA Sumatera VII Bengkulu Hadi Buana menjelaskan, pengerjaan proyek tahun 2025 difokuskan pada peninggian tanggul. Hal ini dilakukan karena tanggul lama sudah tidak mampu menahan debit air saat banjir besar melanda.
“Kalau terus dibiarkan, rumah pompa yang ada sekarang menjadi tidak optimal. Karena itu, tanggul harus ditinggikan terlebih dahulu agar aman dari debit banjir,” jelas Hadi.
Selain peninggian tanggul, proyek ini juga mencakup pembangunan dan peningkatan rumah pompa, perbaikan jembatan, pemasangan box culvert, serta penggantian pintu air dari manual menjadi sistem elektrik.
Hadi menambahkan, progres pengerjaan saat ini sudah mencapai 51 persen. Pihaknya optimis proyek dapat dituntaskan sesuai target pada 31 Desember 2025.
“Kami sudah menyiapkan langkah percepatan yang dituangkan dalam action plan proyek. Optimisme ini harus dibarengi dengan kerja cepat di lapangan,” ujarnya.
Terkait dampak sosial yang dirasakan warga selama proyek berlangsung, seperti genangan di beberapa rumah akibat konstruksi, Hadi menegaskan pihaknya terus berupaya meminimalisir dampak tersebut.
“Kami sudah meminta kontraktor segera membongkar kisdam yang menghalangi aliran air. Prinsipnya, rumah warga tidak boleh menjadi korban,” katanya.
Ia juga menjelaskan, meski ada akses jalan warga yang terdampak, pihaknya berkomitmen memberikan solusi dengan menyediakan jalan komunal atau akses bersama.
“Kalau memang ada rumah yang membutuhkan akses khusus, tentu akan kami carikan jalan keluarnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, proyek ini juga direncanakan membangun kolam retensi untuk menampung debit banjir. Namun, pembebasan lahan masih menjadi kendala.