Fatmawati Pilih Tinggalkan Istana, Soekarno Tak Pernah Menjatuhkan Talak
Fatmawati Pilih Tinggalkan Istana demi menolak poligami. Sumber foto: koranradarkaur.id--
KORANRADARKAUR.ID – Kisah rumah tangga Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dengan istrinya Fatmawati tetap menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa.
Fatmawati, yang dikenal sebagai penjahit bendera pusaka Sang Saka Merah Putih, akhirnya memilih meninggalkan Istana Kepresidenan setelah menolak dimadu oleh sang proklamator.
Fatmawati dengan tegas menolak keputusan Soekarno untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Prinsip kuat yang dipegangnya membuat ia rela meninggalkan istana dan hidup terpisah dari suaminya
. Keputusan ini bukanlah perkara mudah, mengingat ia adalah ibu negara pada masa itu dan dikenal luas sebagai sosok sederhana serta tegas dalam mempertahankan martabat perempuan.
Meski demikian, hingga akhir hayatnya Soekarno tidak pernah secara resmi menceraikan Fatmawati. Status mereka tetap sah sebagai suami-istri, meski secara kehidupan rumah tangga sudah berpisah.
BACA JUGA:Fatmawati dan Mohammad Hatta, Dua Pahlawan Nasional Proklamasi Asal Sumatera
Dari pernikahan itu, lahir beberapa putra-putri yang dikenal luas oleh publik, termasuk Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden kelima Republik Indonesia.
Sejak awal menjalin cinta dengan Soekarno, Fatmawati sudah menegaskan prinsipnya untuk tidak mau dipoligami. Namun demi anak-anak, ia memilih untuk tidak bercerai. Keteguhan hatinya membuat Fatmawati rela meninggalkan Istana, meski Soekarno berusaha menahannya. Ia lantas memilih menetap di sebuah paviliun yang berlokasi di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.
Kendati tak lagi tinggal di Istana, masyarakat tetap mengakui Fatmawati sebagai Ibu Negara. Ia masih sering hadir dalam acara resmi, meski tidak mendampingi Soekarno dalam kunjungan kenegaraan. Di kediamannya di Jalan Sriwijaya, Fatmawati hanya ditemani oleh putranya, Guntur Soekarnoputra, yang sejak kecil memang lebih dekat dengannya.
“Sriwijaya jadi tempat ibu menyepi, menenangkan diri. Ibu tidur di Sriwijaya, tapi setiap Sabtu dan Minggu (ketika Bung Karno tidak ada di Istana) ibu ke Istana nemenin kami anak-anaknya. Ibu masih menjalankan fungsi sebagai Ibu Negara,” tutur Guruh Sukarnaputra, putra bungsu Fatmawati-Sukarno
BACA JUGA:Fatmawati Soekarno Merupakan Tokoh yang Dorong Organisasi dan Yayasan Perempuan
Sejak meninggalkan Istana, Fatmawati memilih menjalani kehidupan yang mandiri dan sederhana. Dengan usahanya sendiri, ia membeli hak milik rumah di Jalan Sriwijaya. Setelah putra sulungnya, Guntur, menikah, Fatmawati sempat tinggal bersama keluarga sang anak di kawasan Cempaka Putih.
Kesederhanaan hidup Fatmawati kemudian dikenang cucunya, Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari. Ia masih ingat betul bagaimana sang nenek kerap menjemputnya dari sekolah dengan bajaj. Fatmawati juga yang menanamkan kecintaan pada bacaan, bahkan sering membelikan Puti buku dari pedagang loak, bukan dari toko buku.
"Ya. Aku pernah bertanya mengapa Mbu beli buku dari tukang loak dan bukannya dari toko buku. Jawabnya, 'Karena uangku tidak cukup untuk membeli buku di toko buku'," kata Puti menirukan neneknya.