Dihantui Berbagai Ancaman Struktural, Kultural, dan Teknis! Akankah Koperasi Merah Putih Eksis?
Ancaman Koperasi Merah Putih. Sumber foto: koranradarkaur.id--
KORANRADARKAUR.ID - Koperasi Merah Putih, yang digadang-gadang sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong, kini menghadapi berbagai tantangan serius.
Ancaman-ancaman tersebut tidak hanya bersifat teknis, namun juga struktural dan kultural yang berpotensi menggerogoti pondasi koperasi dari dalam.
Salah satu masalah utama adalah kurangnya profesionalitas manajemen. Dalam praktiknya, pengelolaan koperasi bukan sekadar urusan administratif atau pencatatan keuangan.
Lebih dari itu, manajemen menyangkut pembentukan kepercayaan dan akuntabilitas kepada para anggota. Sayangnya, Koperasi Merah Putih dinilai rentan terhadap pengelolaan yang lemah, tidak berbasis sistem yang ketat, hingga membuka peluang terjadinya kebocoran dana dan salah urus.
Parahnya lagi, para pengurus koperasi kerap terpilih bukan karena kompetensi, melainkan relasi kuasa atau muatan politis, yang mengakibatkan kurangnya kreativitas dan ketidakmampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama di era digital saat ini.
Selain itu, ancaman korupsi juga menjadi momok besar bagi kelangsungan koperasi ini.
Tanpa adanya sistem pengawasan internal dan eksternal yang transparan dan akuntabel, potensi terjadinya penyalahgunaan wewenang, manipulasi keuangan, hingga kredit fiktif sangat terbuka lebar.
Korupsi bukan hanya menyebabkan kerugian finansial, tapi juga menghancurkan kepercayaan anggota. Padahal, keberhasilan koperasi sangat bergantung pada rasa percaya kolektif dari para anggotanya.
Ancaman lainnya datang dari persaingan ketat dengan lembaga keuangan digital.
Di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi finansial (fintech), koperasi seperti Merah Putih berisiko tertinggal jika tidak segera beradaptasi.
Fintech dan aplikasi pinjaman daring menawarkan layanan yang cepat, mudah, dan sesuai kebutuhan masyarakat modern.
Jika koperasi masih bertahan dengan cara konvensional, bukan tidak mungkin mereka akan ditinggalkan, terutama oleh generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
BACA JUGA:Realisasi Program Koperasi Merah Putih di Papua Capai 88 Persen, Motor Penggerak Ekonomi Desa