Caleg Bayar Rp 500.000 per Kepala, Tudisman : Uang dari Mana Itu?

TANGGUL : Camat, Kader Partai Demokrat Tudisman, S.Sos dan petugas dari bencana sedang berada di pemasangan tanggul Desa Pulau Panggung Kecamatan Padang Guci Hilir, beberapa waktu itu. DOK/RKa--

KAUR UTARA – Mendekati pesta demokrasi suhu politik semakin memanas. Beredar informasi dari beberapa sumber menyebutkan satu suara dibayar calon legislatif  (Caleg) Rp 500.000/orang di daerah pemilihan (Dapil) III. 

Namun di sisi lain, dari pantauan wartawan Radar Kaur (RKa) di lapangan, Caleg DPRD Kaur bersaing secara sehat. Dengan kampanye door to door sedang dijalankan karena dianggap lebih efektif untuk mendapat suara yang pasti.

Menindaklanjuti informasi yang beredar dari mulut ke mulut tersebut, Caleg berani membayar Rp 500.000/orang, membuat Ketua Pemuda Pancasila (PP) Tudisman, S.Sos angkat bicara. Menurutnya, uang dari mana Caleg bisa membayar mata pilih Rp 500.000 /orang. 

BACA JUGA:Alasannya Menyayat Hati! Anak Pasutri Lansia Sakit Tolak Datang ke Kaur

Menurutnya, itu tidak masuk akal dan bila dikalikan 3.000 mata pilih saja maka akan merogoh kantong sebesar Rp 1.500.000.000 (1,5 miliar). Karena suara 3.000 bisa saja timbul 2.000 suara dan sisanya bisa ke Caleg lain lantaran hubungan keluarga.

“Omongan itu tidak masuk akal, sebab jadi anggota DPRD Kaur selama satu periode belum tentu mendapatkan uang sebesar itu dan dari mana sumbernya,” katanya.

Lanjut Tudisman, Sos Caleg nomor 1 dari partai demokrat ini, menjadi Caleg pastikan tidak politik uang. Karena tidak dibenarkan dan melanggar aturan dan bisa berurusan kepihak hukum. Kalau nanti menang menjadi anggota DPRD Kaur, itu sudah digariskan oleh Allah SWT. Dekati warga ajak bergandengan tangan dan sampaikan visi dan misi untuk masyarakat Kaur ke depan. 

“Kalau Caleg bermain politik uang maka, bila terpilih jadi DPRD Kaur tentu akan melakukan hal yang tidak diinginkan, karena ingin mengembalikan uangnya saat jadi Caleg,” ungkapnya.

Terpisah, tokoh masyarakat Nasution (60) warga Desa Sukarami 1 Kecamatan Kelam Tengah menjelaskan, kalau ingin terpilih jadi DPRD Kaur tidak dengan money politic. Sampaikan tujuan program yang akan dilakukan ke depan untuk masyarakat Kaur. Berpolitik secara sehat dengan meyakinkan pada warga apa yang mesti dilakukan setelah terpilih menjadi anggota DPRD Kaur.

“Silakan Caleg bermain politik uang tapi jika nanti terbukti saya tidak akan segan-segan mengeksposnya di media bahkan saya siap melaporkan ke Bawaslu Kaur dan penegak hukum,” tegasnya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan