Baca Koran radarkaur Online - Radar Kaur

Alur Pelabuhan Pulau Baai Tak Kunjung Normal, Wajar Pengerukan Tanpa Kapal Besar

PT Pelindo Regional 2 Bengkulu sedang melakukan pengerukan dengan alat seadanya sambil menunggu kapal lebih besar, Jumat, 25 April 2025. Sumber foto: koranradarkaur.id--

BENGKULU - PT Pelindo Regional 2 Bengkulu hingga kini terus melakukan percepatan penanganan darurat atas kondisi pendangkalan yang terjadi di alur Pelabuhan Pulau Baai dengan alat seadanya.

Sambil menunggu kapal keruk lebih besar. Pendangkalan akibat sedimentasi kini menjadi masalah baru yang harus segera diatasi agar aktivitas pelabuhan kembali berjalan normal.

Manager Komersial dan Kepatuhan Pelindo Regional 2 Bengkulu, Doddy Setiawan, menyampaikan bahwa persoalan utama saat ini bukan hanya teknis, namun juga berhadapan langsung dengan kondisi alam. 

“Target kita dari Pelindo adalah bagaimana kondisi darurat pendangkalan ini bisa cepat terselesaikan. Lawan kita adalah sedimentasi alam yang jumlahnya mencapai 2.000 meter kubik per hari masuk ke alur pelabuhan,” ujar Doddy.

BACA JUGA:Akibat Pendangkalan Alur Pulau Baai, Distribusi BBM Diwacanakan Dialihkan ke Pelabuhan Linau

Lebih lanjut, mengatasi hal tersebut, Pelindo memfokuskan seluruh sumber daya yang ada, baik dari sisi alat maupun menunggu pengiriman kapal keruk besar yang dapat bekerja secara maksimal.

 “Alat pendukung insya Allah akan hadir minggu ini, sedangkan kapal keruk besar dengan kapasitas pengerukan 1.500 kubik per jam dijadwalkan tiba paling lambat awal Mei,” tambahnya.

Dengan hadirnya alat berat tersebut, Doddy optimistis bahwa estimasi pengangkatan sedimentasi akan lebih cepat, sehingga kondisi alur pelabuhan bisa kembali normal dalam waktu dekat. 

“Akhir Mei atau awal Juni aktivitas pelabuhan sudah bisa kembali lancar. Target kami menyelesaikan hingga mencapai minus 3 meter kedalaman,” jelasnya.

BACA JUGA:Helmi Adukan Alur Pelabuhan Pulau Baai ke Kementerian Perhubungan, Mian: Masyarakat Diminta Sabar

Pendangkalan juga diperparah oleh cuaca buruk seperti badai yang sempat melanda kawasan tersebut. Meski begitu, Pelindo memastikan pengerjaan terus dilakukan. 

“Memang ada beberapa titik yang kembali dangkal karena badai kemarin, tapi kami kerja terus dengan alat yang tersedia sambil menunggu kedatangan kapal keruk besar,” ujarnya.

Dari sisi teknis, lebar alur pelayaran yang sebelumnya ditargetkan kini sudah mendekati angka 60 meter. Namun, kedalaman laut pada kondisi Low Water Spring (LWS) saat ini rata-rata masih sekitar 2 meter, yang belum memadai untuk aktivitas kapal besar.

“Pak Gubernur juga telah mendorong percepatan, dan kami terus upayakan agar target ini bisa tercapai. Dengan kerja sama yang baik dari seluruh pihak dan dukungan alat berat yang memadai, kami optimis penanganan darurat ini bisa selesai sesuai rencana,” tutup Doddy. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan