Fenomena Konten Kreator Dadakan, Facebook Dipenuhi Emak-Emak
Inilah gambaran beranda facebook dipenuhi konten kreator dadakan, Senin, 3 Februari 2025. Sumber foto: koranradarkaur.id--
BINTUHAN - Beranda Facebook kini banyak dijejali emak-emak dan bapak-bapak yang mencoba peruntungan sebagai konten kreator dadakan.
Sayangnya, sebagian besar konten yang mereka buat jauh dari kata layak untuk dipublikasikan.
Konten yang sering muncul sebagian besar adalah aktivitas keseharian yang biasa dilakukan oleh semua orang, tanpa memberikan informasi secara lebih kepada audiens.
Seperti memasak, mencuci baju, mengantar anak ke sekolah, senam, arisan, hingga makan seblak, konten seperti ini dikenal dengan istilah konten gado-gado, kegiatan sehari-hari ini, meskipun umum, tidak memberikan nilai lebih bagi penonton.
BACA JUGA:Batasi Penggunaan Media Sosial Anak, Biar Anak Tak Terpapar Konten Negatif
Berbeda dengan konten edukasi, review produk, atau interaksi yang memiliki tujuan jelas untuk berbagi pengetahuan atau membangun keterlibatan, konten yang hanya menampilkan rutinitas tanpa maksud lebih cenderung sia-sia.
Fenomena menjadi konten kreator dadakan ini dilatar belakangi karena sekarang Facebook memiliki fitur Facebook profesional atau Facebook pro yang memiliki berbagai macam fitur monetisasi diantaranya fitur bintang, fitur iklan in-stream dan iklan di reels.
Dari fitur tersebut para konten kreator bisa menghasilkan uang jutaan hingga puluhan juta rupiah, cuma bermodalkan konten.
Julianto warga Desa Linau Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur yang merupakan jurnalis sekaligus konten kreator informasi mengungkapkan bahwa, masyarakat memang bisa mendapatkan penghasilan dari membuat konten di Facebook.
Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar bisa mendapatkan penghasilan, seperti mengaktifkan fitur Facebook pro dan sudah dimonetisasi oleh sistem Facebook.
Berkenaan dengan konten yang ditayangkan, Julianto menyebutkan para konten kreator harus membuat konten yang menarik dan memberikan informasi yang lebih kepada audiens atau penonton.
Karena di Facebook para audiens mengharapkan konten yang lebih dari sekadar kegiatan sehari-hari.
"Sebenarnya ada banyak jenis konten yang bisa diproduksi, tergantung selera pasar atau minat penonton, untuk itu kita harus tahu apa minat audiens kita apakah suka mancing, suka bola atau suka masak semuanya harus diidentifikasi. Selama aktif membuat konten di Facebook pro saya sudah lebih dari 2 kali mendapatkan upah atau gaji dari Facebook," terangnya.