Tuntaskan Masalah 700 RTLH di BS, Pemda Butuh Rp 14 Miliar

Pemda butuh Rp 14 miliar untuk menuntaskan masalah banyaknya RTLH di BS. -Sumber foto : ROHIDI/RKa-

BENGKULU SELATAN (BS) - Untuk menuntaskan masalah banyaknya Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di BS, Pemda butuh Rp 14 miliar.

Bagaimana tidak, berdasarkan data terbaru yang ada di Dinas Perkim BS, tercatat hingga saat ini ada sebanyak 700 unit RTLH di Kabupaten BS.

Sementara itu, jika pemerintah ingin tidak ada lagi RTLH di Bumi Sekundang Setungguan ini, maka Pemda perlu siapkan uang yang tidak sedikit.

BACA JUGA:Tuntaskan RTLH, Pemkab Bengkulu Selatan Realisasikan Pembangunan Bedah Rumah di 4 Kecamatan

Mengingat, ratusan unit rumah warga tidak layak huni, mereka membutuhkan kucuran dana pemerintah untuk membedah rumah agar menjadi bangunan yang layak huni.

Kadis Perkim BS Decky Zulkarnain S.Sos melalui Kabid Perumahan dan Kawasan Robet Ginting membenarkan, jumla RTLH di BS saat ini ada sebanyak 700 unit.

Data itu, menurut Kabid merupakan data terbaru yang dihimpun dari usulan pemerintah desa/kelurahan, serta hasil pendataan di lapangan.

Lebih lanjut Kabid, selama ini Pemda BS mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 juta ke masing-masing untuk satu penerima bedah rumah.

BACA JUGA:Entaskan Kemiskinan Ekstrem, 20 Unit RTLH di Bengkulu Selatan Bakal Dibedah Dinas Perkim

Artinya, jika semua warga yang rumahnya tidak layak huni ingin diakomodir menjadi penerima bantuan bedah rumah, maka diperlukan anggaran Rp 14 miliar.

Maka dari itu, berbagai cara terus dilakukan untuk pembangunan rtlh Ini. Bahkan, pihaknya telah berjuang mendapatkan anggaran tersebut.

Lantaran, jika hanya mengandalkan dana APBD, tentu sulit. Karena kondisi keuangan daerah yang masih perlu dialokasikan ke sektor lain.

Untuk itu, beberapa waktu lalu usulan bedah rumah ini telah di sampaikan ke pihak kementerian agar dapat kucuran dana APBN.

"Ya, beberapa waktu lalu kami telah datang ke Kementerian Perumahan dan Pemukiman. Tapi belum ada informasi yang pasti, soalnya kementerian itu juga baru terbentuk," kata Kabid.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan