Sempat Jernih Perairan Sungai Perumbaian Tercemar Lagi, Diduga Akibat Limbah PT KGS
Dokumen Sungai Perumbaian di Desa Ulak Pandan Kecamatan Nasal. --
NASAL - Ekosistem perairan Sungai Perumbaian di Desa Ulak Pandan, Kecamatan Nasal kini berada dalam ancaman serius. Akibat pembuangan limbah industri olahan kepala sawit oleh PT Kuala Gunung Sejahtera (KGS).
Warga setempat yang menggantungkan hidupnya dari sumber daya alam di sungai tersebut mulai mengeluhkan kondisi lingkungan yang semakin memburuk.
Limbah yang dibuang ke dalam sungai diduga telah mencemari air dan merusak habitat ikan serta flora dan fauna lainnya, yang selama ini menjadi sumber pangan dan mata pencaharian masyarakat.
Hartono (42) warga setempat menjelaskan, sungai perumbaian ini sudah berulangkali tercemari. Sebelumnya ada ribuan ikan dan udang yang mati diduga akibat limbah olahan kepala sawit PT KGS. Setelah ditindaklanjuti oleh pemerintah, aktivitas pembuangan limbah ke sungai sempat berhenti.
Terlihat dari warna sungai mulai jernih dan habitat ekosistem perairan mulai stabil. Namun, kali ini sungai kembali tercemar oleh jangkos. Sebagai warga yang bertahan hidup dari sektor pertanian dan alam, tentu ini menjadi masalah besar.
BACA JUGA:Sungai Perumbaian Diduga Tercemar Kembali Limbah PT KGS, Pemerintah Diam, Ada Apa?
BACA JUGA:Air Sumur Warga Keruh dan Busuk, Benarkah Tercemar Limbah PT KGS?
"Kami mengandalkan sungai ini untuk mencari ikan dan kebutuhan sehari-hari. Namun, sejak limbah perusahaan ini terus dibuang ke sungai, ikan-ikan yang biasa kami tangkap semakin sulit ditemukan. Airnya pun semakin kotor," ujarnya
Pihaknya khawatir, jika pencemaran terus berlanjut, mereka akan kehilangan mata pencaharian dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, keberagaman hayati di sungai yang menjadi tempat hidup berbagai spesies ikan juga terancam punah, yang tentu akan berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat setempat.
"Kami telah berulang kali mengajukan keluhan ini. Kepada pihak perusahaan, dan pemerintah, terkait dampak pencemaran ini. Namun, hingga kini, belum ada solusi yang memadai untuk mengatasi permasalahan tersebut," ungkapnya .
Lanjutnya, ke depan, diharapkan pemerintah dan PT KGS dapat bekerjasama untuk mengurangi dampak pencemaran dan mengimplementasikan sistem pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, agar ekosistem Sungai Perumbaian tetap lestari dan dapat mendukung kehidupan masyarakat yang bergantung padanya.
"Kami sangat mendukung, kehadiran investor di Kecamatan Nasal ini. Karena membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Tapi, pihak perusahaan dan pemerintah harus memikirkan supaya bagaimana masyarakat tidak terkena dampak dari kehadiran investor atau perusahaan itu," tegas dia.*