Hashim Djojohadikusumo Utusan Presiden dalam COP29, Terkait Emisi Gas Rumah Kaca

Hashim Djojohadikusumo yang ditunjuk oleh Presiden mewakili Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (COP29)-Sumber foto: koranradarkaur.id-

Conference of the Parties (COP)  merupakan konferensi perubahan iklim yang dihelat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kegiatan  ini, setiap negara yang hadir akan membahas isu-isu yang terkait perubahan iklim dan solusi-solusi untuk menangani dampak dari fenomena tersebut.

Selain persiapan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (COP29), juga Kementerian LH akan melakukan langkah-langkah dalam mengatasi food waste atau sampah makanan yang ada Jakarta.

Dalam mengatasi hal itu seluruh pengusaha mulai dari rumah makan, perhotelan cafe maupun mall untuk mengelola sampah atau food waste yang dihasilkan dari usaha masing-maisng, serta tidak dibolehkan membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) atau  Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).

BACA JUGA:Penjualan APV Terancam Menurun, Terkait Kebijakan Presiden Prabowo

Apabila pihak pengusaha membandel maka saksi tegas penuntutan usaha  akan dilakukan.

Seluruh pengusahaan yang terbilang besar wajib mengelola sampah hasil usahanya sendiri.

  Produksi sampah di Jakarta mencapai 8.000 ton per hari dengan 7.500 ton di antaranya dibuang dan diolah di TPST Bantargebang.

Tetapi pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini tidak tidak tepat, sehingga menyebabkan volume yang dibuang ke TPA sangat besar.

Sementara, Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk masih banyak perlu akselerasi,  untuk itu harus ada  skema atau trobosan dalam menyelesaikan persolan ini. 

Volume sampah  50 persen atau 4.000 ton merupakan sisa makanan yang bersumber dari pelaku usaha yang besar.

BACA JUGA:SPAM Kobema Diresmikan Desember, Peresmian Oleh Presiden atau Wapres?

Dalam mengantisipasi dan mengatasi hal tersebut maka akan diambil kebijakan sehingga akan ada 4.000 ton per hari itu sampah.

4.000 ton sampah tersebut 50 persen diproduksi oleh masyarakat dan sisanya dari unit usaha besar, seperti rumah makan, hotel dan sebagainya atau sekitar 2.000 ton setiap hari.

Dari hasil pengecekan di TPST ia mengatakan sebagian besar food waste tidak dikelola di hulu, sehingga bercampur dengan sampah lain.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan