Desa Wisata Pulau Belimbing Riau, Bermalam di Rumah Panggung Berumur Ratusan Tahun

Pulau Belimbing Kabupaten Kampar Provinsi Riau-sumber foto: Koranradarkaur.id-

KORANRADARKAUR.ID - Desa Wisata Pulau Belimbing yang berada di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar Provinsi Riau ini. Adalah desa wisata ini berjarak ±58 Kilometer (Km) dari Kota Pekanbaru. Jalan menuju Desa Wisata Pulau Belimbing sudah beraspal dan dalam kondisi baik. Karenanya, wisatawan bisa dengan mudah datang ke desa wisata ini. 

Di desa wisata ini masih banyak dijumpai rumah-rumah panggung yang sudah berumur ratusan tahun. Beberapa diantaranya masih dihuni dan sebagian lagi sudah ditinggalkan.

Beberapa dari rumah panggung di Desa Wisata ini, kemudian dijadikansebagai objek wisata yang dinamakan dengan Rumah Lontiok.

Kebudayaan yang ada di Desa Wisata Pulau Belimbing mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat  Melayu yang tidak bisa dipisahkan. Sosialisasi yang tinggi merupakan adat istiadat yang ada di Desa Wisata Pulau Belimbing.

Maka dengan demikian masyarakat selalu kompak bersama-sama dalam pembuatan event-event yang diselenggarakan setiap tahunnya. 

Seperti dalam penyambutan bulan suci ramadhan yang diantaranya yaitu Bakela (makan bersama, red), Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dan Balimau Kasai. 

Kemudian juga ada event dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri, diantaranya Sandiwara Amal dan permainan anak-anak.

Melansir jadesta.kemenparekraf.go.id, Kamis 31 Oktober 2024. Berikut sejumlah atraksi dan destinasi wisata di Dess Wisata Pulau Belimbing. 

1. Manggelek Tobu

Alat yang di gunakan dalam manggelek tobu atau tebu, bernama “gelek”. Gelek ini merupakan alat tradisional masyarakat desa yang dibuat secara gotong royong. Alat ini terdiri dari beberapa bagian, seperti bagian penggiling tebu yang terbuat dari pohon kelapa yang sudah dikuliti dengan panjang sekitar lima meter. 

Setelah itu bagian landasan tempat meletakkan batangan tebu ketika digiling yang terbuat dari pohon nangka dan ditempatkan di atas dua tiang setinggi satu meter menggunakan pohon kelapa. 

Gelek ini dioperasikan dengan cara menggulingkan pohon kelapa secara maju mundur oleh beberapa orang. Air tebu hasil gilingan akan diolah menjadi manisan. 

2. Sandiwara

Saat ini kegiatan pertunjukan sandiwara ini dijadikan suatu program oleh Pokdarwis Anjuongan Mato menjadi program sekali atau dua kali sebulan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan