Kapal GCS yang Karam di Nasal Bakal Dilelang, 21 ABK Belum Dievakusi
Kondisi Kapal General Cargo Ship (GCS) yang karam di tepi karang lautan Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal. Sumber foto: koranradarkaur.id--
NASAL - Kapal General Cargo Ship (GCS) yang karam di tepi karang lautan Desa Tebing Rambutan Kecamatan Nasal kabarnya akan dilelang oleh perusahaan pemiliknya.
Keputusan ini diambil setelah kapal yang mengangkut bijih besi milik PT Anugrah Mandiri Sejahtera (AMS) sebanyak 73 ribu ton terdampar dan terbelah menjadi tiga bagian di laut Desa Tebing Rambutan.
Jika tidak dievakuasi, tentunya ini mengakibatkan kekhawatiran akan dampak kerusakan lingkungan di sekitar lokasi.
Kades Tebing Rambutan Hartono melalui Sekdes, Janidi Trisno membenarkan, bahwa kapal GCS belum dievakuasi oleh management perusahaan hingga hari ini (Senin, red).
BACA JUGA:Kades Gunung Kaya Ditahan, Warga : Pelayanan Jangan Sampai Lumpuh
Kini 21 orang Anak Buah Kapal (ABK) masih tinggal di rumah Kades setempat.
Informasinya ABK akan dievakuasi setelah setelah mendapat petunjuk dari pihak perusahaan.
"Kalau menurut informasi, kapal itu akan dilelang dan ABK masih menunggu kejelasan asuransi baru dievakusi. Untuk saat ini mereka masih tinggal di rumah Kades. Untuk informasi lebih jelasnya kami masih menunggu dari pihak management," katanya, Senin 14 Oktober 2024.
Terpisah, Kapolres Kaur AKBP Yuriko Fernanda, SH, S.IK, MH melalui Kapolsek Muara Nasal Iptu Susanto, S.Ikom mengaku, belum menerima informasi lebih lanjut mengenai kapal GCS yang karam ditepian karang Desa Tebing Rambutan tersebut.
BACA JUGA:12 Jam Lumpuh Total, Ini Kondisi Terkini Jalan Lintas Manna-Pagar Alam, Waspada Longsor Susulan
Sebab pihaknya sudah lama tidak berkomunikasi dengan management kapal tersebut.
"Kapal GCS, memang belum dievakuasi. Begitu juga dengan ABKnya, masih di rumah Kades. Kalau untuk info lebih lanjut saya belum mengantongi mas," ujarnya.
Perlu diketahui, kapal GCS ini berangkat dari Pelabuhan Tapak Tuan Aceh Selatan membawa 73 ribu ton menuju pelabuhan Morowali Sulawesi Tengah.
Akibat cuaca buruk yang melanda kawasan itu sehingga menyebabkan lambung kapal bocor.