Saham Telkom Turun 3 Kali Tahun Ini, Begini Menurut Para Investor dan Pengamat
Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengalami penurunan sejak awal tahun ini-sumber foto: Koranradarkaur.id-
KORANRADARKAUR.ID - Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) kembali mengalami penurunan, ditutup pada level Rp2.900 per lembar pada penutupan pasar Senin, 7 Oktober 2023.
Penurunan ini mencatatkan saham Telkom turun 27,32% sejak awal tahun ini. Dengan harga yang terpantau, saham TLKM telah tiga kali berada di bawah level Rp3.000 sepanjang tahun 2023, memicu pertanyaan di kalangan investor dan analis pasar mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saham perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia ini.
Salah satu penyebab utama penurunan harga saham Telkom adalah kondisi pasar yang bergejolak. Ketidakpastian global yang dipicu oleh inflasi tinggi, fluktuasi suku bunga, serta ketegangan geopolitik berdampak langsung pada pasar modal Indonesia.
Investor semakin cenderung untuk melakukan aksi jual ketika melihat tanda-tanda ketidakpastian, yang memperburuk kinerja saham-saham di sektor yang dianggap berisiko, termasuk TLKM.
Faktor lain yang berkontribusi adalah meningkatnya kompetisi di industri telekomunikasi. Munculnya sejumlah pemain baru yang menawarkan layanan serupa dengan harga yang lebih agresif telah memaksa Telkom untuk merespons dengan meningkatkan inovasi dan kualitas layanan.
Meskipun perusahaan telah meluncurkan berbagai produk digital, seperti layanan internet cepat dan solusi berbasis teknologi informasi, respons pasar terhadap inovasi tersebut belum sepenuhnya memuaskan.
BACA JUGA:Gugat Pemilik Saham! Agensi Kang Daniel di Ambang Kebakrutan
Hal ini menciptakan tantangan tersendiri bagi Telkom dalam mempertahankan pangsa pasar dan profitabilitas.
Laporan keuangan terbaru Telkom juga menunjukkan tanda-tanda tekanan. Meskipun pendapatan secara keseluruhan masih mengalami pertumbuhan, tetapi margin laba bersih perusahaan menunjukkan penurunan akibat meningkatnya biaya operasional dan investasi yang diperlukan untuk mendukung ekspansi layanan digital.
Investor cenderung melihat penurunan margin sebagai sinyal negatif, yang sering kali memengaruhi keputusan untuk menjual saham.
Analisis dari beberapa lembaga riset menunjukkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi Telkom cukup signifikan, perusahaan masih memiliki potensi untuk bangkit kembali.
Pertumbuhan di segmen layanan digital dan data diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin bergantung pada teknologi.
Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, Telkom harus lebih agresif dalam mengembangkan layanan dan berinovasi.