Ini Alasan Kenapa Jenderal Ahmad Yani Sasaran Utama PKI

Sosok Jenderal Ahmad Yani sasaran utama PKI.-Sumber foto: Koranradarkaur.id-

KORANRADARKAUR.ID – Jenderal Ahmad Yani, seorang tokoh militer penting Indonesia, menjadi sasaran utama dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang mengguncang negara pada tahun 1965. 

Kematian Yani, yang merupakan Panglima Angkatan Darat saat itu, adalah salah satu momen paling dramatis dalam sejarah politik Indonesia.

Jenderal Ahmad Yani, seorang jenderal tinggi dan pemimpin yang sangat dihormati dalam Angkatan Darat, menjadi sasaran utama oleh kelompok yang kemudian dikenal sebagai G30S/PKI karena posisinya yang sangat strategis dan pengaruhnya dalam struktur militer. 

PKI merasa terancam oleh kekuatan militer yang sangat dominan di bawah kepemimpinan Jenderal Ahmad Yani.

BACA JUGA:Ingin Melakukan Budidaya Ikan Hias? Ini 3 Jenis Wadah yang Harus Diketahui!

BACA JUGA:Mau Sawit Tumbuh Subur di Lahan Gambut? Simak Tips Pengelolaannya

PKI, yang pada waktu itu terlibat dalam konspirasi untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan merebut kekuasaan, memandang Ahmad Yani sebagai penghalang utama bagi ambisi mereka.

Jenderal Ahmad Yani dikenal sebagai sosok yang sangat loyal terhadap ideologi nasionalisme dan Pancasila.

Dia secara aktif mendukung keberadaan dan kekuatan Angkatan Darat sebagai penjaga stabilitas negara. 

Penetrasi dan pengaruh PKI yang semakin berkembang dianggap sebagai ancaman besar oleh Yani dan militer.

Karena itulah, G30S/PKI memilih Yani sebagai target utama dalam usaha mereka untuk melemahkan posisi militer yang secara langsung mengancam keberhasilan rencana mereka.

Pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, sekelompok pasukan yang tergabung dalam G30S mengadakan operasi untuk menculik dan membunuh sejumlah jenderal Angkatan Darat.

Jenderal Ahmad Yani, bersama lima jenderal lainnya, diculik dari kediamannya di Jakarta.

BACA JUGA:PTT Pemkot Bengkulu Berpeluang Menjadi PPPK 2024, Ini Jumlahnya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan