Di awal tahun 1950-an, Kahar memimpin mantan gerilyawan dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara untuk mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII).
Mereka kemudian bergabung dengan Darul Islam (DI), dan DI/TII menjadi sangat populer di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Pemerintah melakukan Operasi Tumpas pada tanggal 3 Februari 1965 karena keberadaannya dianggap berbahaya dan meresahkan.
Pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar ditembak mati di Lasolo.
Hingga saat ini, jasad Kahar tidak pernah ditemukan, dan liang lahat tempat dia dimakamkan juga tidak diketahui keberadaannya.
Berita kematian Kahar menjadi simpang siur sehingga orang-orang di daerah itu percaya bahwa dia masih hidup.
Namun, beberapa orang mengatakan jenazahnya dimakamkan di Kilometer (KM) 1 Jalan Raya Kendari. ***