Awal perjuangan supriadi dipicu oleh tentara Jepang melakukan diskriminasi dan kesewenangan terhadap anggota PETA dan masyarakat Indonesia.
Kondisi itu mendorong Supriyadi untuk memberontak bersama banyak anggota PETA lainnya.
Namun, Heiho, pasukan bentukan Jepang lainnya, berhasil memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh Supriyadi Cs.
Singkatnya, Supriadi dikabarkan tewas. Namun, keberadaannyamenjadi misteri yang belum terjawab hingga saat ini.
Ya, hingga saat ini, tubuh Supriyadi atau makamnya belum ditemukan. Pemerintah telah menobatkan Supriyadi sebagai pahlawan nasional.
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu, Dibalik Peristiwa Rengasdengklok Ternyata Tokoh-tokoh Muda Ini Dalangnya
BACA JUGA:Terkenal Banyak Cerita Rakyat, Inilah Kelebihan dari Kabupaten Lahat
3. Kahar Muzakar
Kahar Muzakar memiliki nama kecil La Domeng merupakan sosok yang kharismatik di tanah Luwu.
Kahar Muzakkar lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada 24 Maret 1921 dan dinyatakan meninggal dunia pada 3 Februari 1965.
Sebelum memberontak terhadap pemerintah, Kahar merupakan seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) atau dikenal dengan istilah Overste.
Kahar juga pendiri kelompok Tentara Islam Indonesia di Sulawesi.
Di awal tahun 1950-an Kahar memimpin para mantan gerilyawan asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara untuk kemudian mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII).
Mereka lalu bergabung dengan Darul Islam (DI) yang kemudian populer dengan DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Kahar memimpin para mantan gerilyawan asal Sulawesi Tenggara Selatan dan Sulawesi Tenggara di awal tahun 1950-an untuk kemudian mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII).
Mereka lalu bergabung dengan Darul Islam (DI) yang kemudian populer dengan DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.