KORANRADARKAUR.ID - Salah satu tokoh pejuang Kapten Harun Kabir yang dieksekusi Belanda di depan anak dan istrinya. Bagaimana kisahnya yuk simak di sini!
Pada dini hari 13 November 1947, pasukan penjajah Belanda menggerebek sebuah gubuk di Hutan Cihurang di pedalaman Cianjur.
Di dalam gubuk itu ada Kapten Harun Kabir, Kepala Bagian Zeni, Brigade Suryakencana beserta anak istrinya.
Kapten Harun Kabir langsung diikat dan dibariskan bersama dua pengawalnya.
BACA JUGA:Mengungkap 3 Kisah Misteri yang Ada di Suku Punan Batu, Etnis Minoritas di Kalimantan
BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu, Update Aturan Terbaru MenPAN RB Soal Pengangkatan PPPK 2024
Tak lama kemudian, para serdadu Belanda memberondongkan senjata tanpa belas kasihan kepada tiga pejuang Republik Indonesia.
Harun Kabir dieksekusi mati di depan istri dan ketiga putrinya. Sebelum gugur, dia masih meneriakkan kata-kata "Merdeka!".
Dikutip Dari nasional.okezone.com, Harun Kabir sebenarnya adalah seorang birokrat sipil. Dia pernah membawahi bagian keuangan saat menjadi asisten residen Bogor.
Namun, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memicu semangat juang berkobar dimana-mana.
Segera setelah proklamasi, Harun Kabir membentuk Laskar Tjiwaringin 33. Nama ini berasal dari Jalan Ciwaringin 33, alamat rumah Harun Kabir di Bogor.
Sejumlah tokoh bangsa, termasuk Tan Malaka, sering berkunjung ke rumah tersebut.
Harun Kabir juga bertanggung jawab untuk melindungi orang Eropa saat keadaan atau keamanan tidak menentu.
Orang-orang tersebut ditempatkan di rumah Harun. Orang-orang di Eropa dan Indonesia saat itu menjadi sasaran perampokan yang berkedok laskar.
Harun berpendapat bahwa proklamasi mencakup kemanusiaan dan bukan hanya kemerdekaan.