Hal yang sama juga terjadi pada romusha di Surabaya dan Kalimantan. Diduga Unit 731 terlibat ketika para tentara memberikan injeksi imunisasi kepada romusha.
BACA JUGA:Namanya Tak Asing di Indonesia, Inilah Sosok Douwes Dekker dan Perannya Dalam Kemerdekaan
BACA JUGA:Cantik dan Berani! Ini Deretan Pahlawan Wanita yang Berjuang Untuk Indonesia
6. Tragedi Mandor Berdarah, pembantaian massal Jepang di Kalimantan
Tragedi Mandor Berdarah di Mandor Kalimantan Barat adalah pembantaian penjajahan Jepang yang paling tak terlupakan.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 Juni 1944. Diawali dengan munculnya sebuah kelompok antifasisme sebagai akibat dari rasa benci rakyat yang meningkat terhadap Jepang.
Mereka berencana berpura-pura bahwa mereka bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
Kelompok tersebut terdiri dari generasi terkemuka dari Kalimantan, termasuk akademisi, politisi, tokoh agama dan lain-lain.
Jepang juga mendukungnya dengan membentuk organisasi politik yang disebut Nissinkai.
Namun, individu-individu di dalamnya secara rahasia memata-matai upaya Jepang untuk melakukan serangan balik.
Sayangnya, gerakan bawa tanah mereka telah diketahui setiap tokoh Nissinkai, keluarga, kerabat dan siapa pun yang terlibat di dalamnya diciduk.
Mereka dibawa ke tempat tersembunyi dengan tangan terikat dan mata tertutup lalu dibunuh dengan dipenggal atau ditembak.
Peristiwa tersebut menewaskan ribuan orang yang terdiri dari generasi unggul Kalimantan Barat.
7. Menjadikan para perempuan sebagai budak seks atau Jugun Ianfu
Kekejaman Jepang lainnya yang sering terlupakan adalah Jepang menciptakan Jugun Lanfu.
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menyebut wanita yang dipekerjakan sebagai budak pelacuran paksa untuk tentara Jepang.