Rakyat menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal seadanya ketika mereka sakit, karena tidak ada obat yang tersedia.
2. Romusha, kerja paksa ala Jepang
Bukti kekejaman yang paling terkenal dari Jepang adalah romusha. Rakyat, terutama para petani dipaksa melakukan berbagai tugas.
Mulai dari bertempur di medan perang dan membangun benteng, penjara dan bangunan lainnya. Para pekerja romusha direkrut secara paksa.
Setiap kepala daerah harus menyerahkan data laki-laki usia produktif untuk diromusha.
Keluarga harus merelakan pekerja saat panggilan datang karena biasanya para pekerja itu tidak kembali lagi ke rumah.
Setelah mereka menjadi romusha. Mereka akan diberikan pakaian "seragam" yang terbuat dari karung goni yang dipenuhi kutu.
Para pekerja paksa itu harus melakukan tugas yang sulit setiap hari tanpa istirahat dan makanan yang cukup. Tubuh kurus dan lemah, tetapi mereka harus tetap melakukan kerja yang berat.
Para pekerja romusha diawasi setiap waktu oleh tentara Jepang.
Ketika ada pekerja romusha yang melawan, berusaha melarikan diri atau mencuri waktu istirahat, maka cambuk, pentungan logam dan berbagai senjata lainnya siap untuk dilayangkan.
BACA JUGA:Job Fair Bengkulu Targetkan Serap 5 Ribu Tenaga Kerja, Siapkan Berkas Lamaran Anda!
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Baru, Curup Digadang - Gadang Jadi Calon Ibukota, 4 Hal yang Harus diketahui!
3. Membangun penjara-penjara yang tidak manusiawi
Jepang terkenal dengan penjaranya yang tidak kenal ampun dan tidak manusiawi.
Penjara bawah tanah di Lawang Sewu di Semarang, Jawa Tengah adalah salah satu contohnya. Kantor kereta api pertama kali dibangun oleh pemerintah Belanda.
Namun, saat Jepang mengambil alih Indonesia, itu digunakan sebagai penjara. Penjara Lawang Sewu terkenal dengan dua macam penjara yaitu, penjara berdiri dan jongkok.