BACA JUGA:Bacabup Kaur Tinggal Tiga, KPU Kaur Akan Sosialisasi Visi Misi Calon
Saat memimpin BKR Jakarta, Moeffreni juga membentuk kelompok-kelompoknya berdasarkan wilayah, seperti Jakarta Pusat (dipimpin oleh Sadikin dan Soedarsono), Jakarta Utara (dipimpin oleh Martadinata dan M Hasibuan), Jakarta Selatan (dipimpin oleh Sambas Atmadinata dan Sanusi Wirasuminta) dan Jakarta Barat (dipimpin oleh satuan-satuan kecil di setiap kewedanan).
Dalam hal urusan persenjataan, Moeffreni dan pasukannya sering melakukan pelucutan, seperti yang biasa terjadi di tempat lain.
Salah satu pelucutan senjata serdadu Jepang terjadi di tangsi Desa Cilandak, Kebayoran Baru.
Moeffreni juga bertanggung jawab untuk menjaga Bung Karno dan Bung (Mohammad) Hatta saat mereka menyambangi lautan manusia di rapat raksasa Lapangan Ikada(yang sekarang disebut Lapangan Monas).
BACA JUGA:Paket Lengkap! Bengkulu Miliki 10 Objek Pemajuan Kebudayaan, Kaur Sumbang Permainan Tradisional
Moeffreni sebagai ketua BKR Jakarta mengelola skema keamanannya bersama dengan para pemuda Menteng 31, Prapatan 10, kepolisian, Pemuda Kereta Api, Pemuda Pos dan Telekomunikasi, Barisan Pelopor, Laskar Jakarta, Laskar Klender, Pemuda Sulawesi dan pemerintah daerah.
Moeffreni kemudian membentuk dua peleton anggota yang menjemput Bung Karno dari Pejambon dan dia mengikuti Bung Karno langsung menuju podium dengan hanya membawa granat dan senjata api.
Ketika TKR dibentuk pada 5 Oktober 1945, Moeffreni diangkat menjadi "panglima" TKR Jakarta Raya dengan pangkat letkol.
Letkol Moeffreni ditugaskan sebagai Komandan Resimen V Cikampek ke Resimen XII Cirebon, menggantikan Kolonel Soesalit Djojoadhiningrat pada periode 0ktober-November 1946.
BACA JUGA:BPBD Kaur Edukasi Warga Tentang Siaga dan Sigap Hadapi Bencana
Pengamanan Perjanjian Linggarjati (10–15 November 1946) adalah tugas besar pertama Moeffreni.
Pada 21 Juni 1946, Moeffreni melepas masa lajangnya di usia 26 tahun dengan menikahi Elly Koesmaningsih, putri Moehammad Sidik, Wedana Cirebon.
Selain itu, Moeffreni adalah orang yang bertanggung jawab untuk menjaga wilayah Bandung Timur. Letkol Moeffreni juga ditunjuk sebagai Direktur Pendidikan Perwira Divisi Siliwangi di Garut pada akhir April 1947.
Karena keadaan di Jawa Barat semakin kacau, Moeffreni sempat ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Nusakambangan.
Baru pada Januari 1950 Moeffreni dibebaskan sebagai bagian dari implementasi pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibuat pada 27 Desember 1949.