KORANRADARKAUR.ID - Tokoh inilah yang menjaga keselamatan Soekarno dan Hatta saat rapat Ikada, Yuk kenal lebih dekat dengan sosoknya.
Moeffreni Moe’min merupakan putera Betawi yang lahir di Pandeglang, Banten, pada 12 Februari 1921. Dia berasal dari keluarga yang cukup kaya, dengan ayahnya yang Bernama Mohammad Moe’min yang merupakan seorang eks residen Jakarta dan seorang tokoh Betawi tulen.
Tidak banyak sumber yang menjelaskan masa kecil Moeffreni. Namun, yang pasti dia pasti dia pernah menjalani berbagai tingkat sekolah Belanda.
Moeffreni dikenal di masa perjuangan sebagai perwira menengah yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Belanda yang sama dengan para jenderal republik lainnya.
BACA JUGA:PKK dan BMA Gajian, Kapan Giliran Kades?
Pemuda yang berpostur cukup tinggi itu, pada usia 17 tahun sudah mencoba berkarier menjadi wartawan.
Moeffreni pernah menjadi hoofd redacteur atau pemimpin redaksi Majalah Pandu Jakarta, yang diterbitkan oleh Kepanduan Bangsa Indonesia. Dari organisasi Pramuka ini Moeffreni tertarik dengan kemiliteran.
Moeffreni bersama dengan Supriyadi, Daan Mogot dan Kemal Idris mengikuti pelatihan Seinen Dojo atau yang dikenal sebagai Barisan Pemuda dari kepanduan itu di zaman pendudukan Jepang.
Mereka dilatih selama enam bulan di Tangerang. Setelah lulus, Moeffreni kembali masuk pendidikan perwira Pembela Tanah Air atau PETA di Bogor, Moeffreni kemudian menjadi instruktur PETA di berbagai tempat.
Seperti jadi instruktur Renseitai di Cimahi dan Redentai di Magelang, bersama Zulkifli Lubis, Sarwo Edhi, dan Ahmad Yani yang kemudian menjadi pahlawan revolusi.
BACA JUGA:Waktu Latihan Paskibra Pendek, Jaga Kekompakan!
Pada tahun 1944, Moeffreni kembali bekerja sebagai instruktur di Daidan I PETA Jakarta, yang berlokasi di Jaga Monyet (kini kawasan Harmoni, Jakarta Pusat).
Moeffreni bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), embrio Tentara Keamanan Rakyat (TKR, sekarang TNI), bersama dengan para anggota PETA lainnya.
Karena prestasinya yang luar biasa, Kasman Singodimedjo, Ketua BKR Pusat, menunjuk Moeffreni sebagai Ketua BKR Jakarta Raya.
Kemudian Moeffreni yang saat itu berusia antara 24 - 25 tahun, sudah dipercaya sebagai panglima BKR Jakarta yang meliputi wilayah Jatinegara, Pasar Senen, Mangga Besar, Penjaringan, dan Tanjung Priok. Karena reputasinya yang baik, Presiden Ir Soekarno meminta Moeffreni melatih Barisan Pelopor.