KORANRADARKAUR.ID - Abrasi pantai yang ada di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan akhir-akhir ini kian mengganas. Buktinya, ada beberapa wisata di daerah ini yang terancam tergerus ke laut.
Dari pantauan KORANRADARKAUR.ID, beberapa wisata yang terancam hilang ditelan laut akibat abrasi pantai mulai dari, wisata alam, wisata buatan hingga wisata cagar budaya yang penuh sejarah.
Adapun beberapa wisata tersebut diantaranya, Wisata Alam Sekunyit (WAS) yang terletak di Dusun Selipi Desa Pagar Dewa Kecamatan Kota Manna, dan beberapa wisata lainnya yang ada di sana.
Kemudian, abrasi pantai juga mengancam beberapa destinasi wisata yang ada di wilayah Kecamatan Pasar Manna yakni, seperti Cagar Budaya di Kelurahan Belakang Gedung.
Kemudian, ada pula Taman Wisata Ori yang juga lokasinya berada di Kelurahan Belakang Gedung Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan.
Beberapa wisata itu saat ini keberadaannya kian terancam tergerus bersamaan dengan tanah yang terus terkena abrasi pantai.
BACA JUGA:Parfum Guess Marciano Sedang Ramai Diperbincangkan, Original Impor Eropa
BACA JUGA:Dari Bengkulu Mau ke Enggano, Sekarang Tak Hanya Jalur Laut, Sudah Bisa Lewat Udara Lho
Abrasi yang paling terparah terjadi di wisata yang berada di kawasan Dusun Selipi Desa Pagar Dewa Kecamatan Kota Manna.
Bangunan yang berdiri kokoh di Dusun Selipi tersebut saat ini mulai tergerus abrasi pantai Sekunyit. Bahkan, setengah dari bangunan ini sudah terbawa abrasi pantai.
Seperti pagar pembatas, gazebo serta tempat istirahat wisatawan. Padahal, selama ini WAS sempat menjadi primadona objek wisata di Bengkulu Selatan.
Hal tersebut tidak terlepas karena keunikan karya seni lukis di sepanjang temboknya dan panorama pantai yang indah dipandang mata.
Ade Saputra (30) salah satu pengunjung WAS warga Dusun Tanjung Cermin Desa Puding Kecamatan Pino mengaku, kalau saat ini pengunjung mau berswafoto ataupun duduk santai di dekat bangunan sudah merasa waswas.
Bahkan, ingin lewat saja sudah takut karena semua permukaan tanah di dekat pantai sudah retak dan rentan amblas. Ia mengaku terkejut mengaku kerusakan mengurangi kenyamanan pengunjung.
"Kalau pada awal tahun 2022, saat kami berkunjung ke sini masih berani selfie dekat dinding yang arah pantai itu. Namun, kini tidak lagi. Karena dindingnya hampir semuanya rusak dan lantainya retak," ujarnya.