Dimana, pendingin piston bekerja dengan cara injeksi yang menyemprotkan oli ke piston agar suhunya tetap ideal.
Kerja injeksi menggunakan nosel yang segaris dengan kruk as untuk menyemburkan pelumas ke piston.
Semprotan dilakukan pompa oli secara simultan saat piston melakukan langkah kompresi maupun dekompresi.
Agar nosel injeksi menyemburkan tekanan oli kuat ke piston, pabrikan Yamaha memodifikasi pompa oli Jupiter Z dengan mengubah roda gear dan lebar pompa lebih besar.
Sistem piston cooler lebih sempurna dibantu terpaan angin membuat suhu mesin turun hingga 20 persen.Gesekan piston di liner silinder lebih lancar, suara mesin lebih halus.
Hasilnya, berdampak ke bearing kruk as, connecting rod, dan pin piston yang lebih awet. Risiko piston macet atau dinding liner silinder tergores dapat diminimalkan.
Pada generasi ini, Jupiter Z terbagi kedalam dua varian yang berbeda yaitu, tipe spoke wheel (velg jari-jari) dan tipe cast wheel (velg palang/racing).
Yang membedakan keduanya selain penggunaan velg adalah perpaduan warna dan pengaplikasian lampu rem belakang model LED (light emitting diode) pada tipe cast wheel.
BACA JUGA:Mantan Kabareskrim Ragukan Aep Saksi Kunci Kasus Vina Cirebon, Susno Ungkap Ini
BACA JUGA:PENTING! 5 Persiapan Sebelum Berkendara Mobil untuk Keselamatan
3. Generasi 3 Jupiter Z (2006 – 2009 )
Generasi ketiga Yamaha Jupiter Z yang biasa dikenal dengan Jupiter Burhan (burung hantu).
Hal ini disebabkan headlamp depan berbentuk membulat menyerupai mata burung hantu.
Motor ini masih banyak disukai penggemar bebek yamaha karena memiliki tampilan yang bagus dengan performa mesin yang baik dan handling yang mudah dikendarai.
Sebagai bukti kualitas yang tidak terhentikan dan terkini. Dengan kubikasi tetap 110 CC dan tetap dipertahankan sampai tahun 2009.
Jupiter Z Burhan meskipun hanya bermesin 110cc namun memiliki performance yang dapat diandalkan, mesin lebih halus, lebih irit dan memiliki power yang panjang di trek lurus.