KORANRADARKAUR.ID – Film Vina Sebelum 7 Hari telah menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta film sejak perilisannya pada 8 Mei 2024.
Pasalnya film ini diangkat dari kisah nyata pembunuhan Vina dan Eky 8 tahun yang lalu.
Film ini dituding bikin heboh sampai dilaporkan ke kepolisian, karena setelah ditayangkan kasus pembunuhan Vina dan Eky kembali dibuka.
Terkait laporan tersebut, sutradara Film Vina Sebelum 7 Hari, Anggy Umbara turut menyampaikan komentarnya.
Anggy mengatakan, tidak masuk akal jika film ini membuat kegaduhan. Pasalnya film ini telah ditonton oleh jutaan orang. Delain itu, film ini dinyatakan telah lulus sensor dan sesuai dengan hukum.
Anggy Umbara malah mempertanyakan unsur mana yang ada dalam film Vina Sebelum 7 Hari yang membuat kegaduhan di masyarakat.
BACA JUGA:MENGEJUTKAN! Saka Beri Pengakuan Terkait DPO Kasus Pembunuhan Vina dan Eky
BACA JUGA:Mocin BJ40 Hadir di Indonesia, Simak Spesifikasi Lengkapnya
"Kenapa saya mengatakan bahwa itu tidak masuk akal? Pertama, film ini sudah dinyatakan lulus sensor dan sudah sesuai dengan ranah hukum yang ada di aturan perfilman Indonesia. Lalu pada dasarnya apa kalau dibilang kegaduhan. Kegaduhan itu menurut siapa?" ungkap Anggy.
Menurutnya, masyarakat dan netizen sangat peduli dengan kasus Eky dan Vina karena kehadiran film film Vina Sebelum 7 Hari.
“Jika ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang berbeda-beda, maka seharusnya tidak menjadi masalah. lalu apa alasannya harus dibungkam? Perbedaan itu harus ada, kenapa mereka tidak boleh bersuara, kenapa dibilang gaduh kan ini aneh," tutur Anggy.
BACA JUGA:Film Vina Sebelum 7 Hari Horor Paling Banyak Diminati Masyarakat Indonesia
Dikutip dari www.beritasatu.com, Anggy Umbara mengatakan, bahwa film berfungsi sebagai media untuk melaukan kontrol sosia agar bisa membantu orang mengingatkan satu sama lain.
Anggy merasa film sebagai alat untuk berkomunikasi dan hiburan untuk menjalani hidup.
“Semua pesan ada dalam film, seperti dalam film Vina: Sebelum 7 Hari, di mana ada kasus yang belum tuntas, keluarga korban ingin mendapatkan harapan atas kasus anaknya, bahaya geng motor, kriminalitas dan kenakalan remaja. Maka aneh kalau disebut kegaduhan," ujar Anggy.