Terutama, pengujian terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh alat fogging sederhana tersebut.
BACA JUGA:Diskon Gede, Mobil Suzuki Alto K10 Berasal dari India Seharga Rp 70 Jutaan
BACA JUGA:JANGAN SAMPAI SALAH! Berikut Ini Awal Mula Munculnya Lampu Lalu Lintas, Perhatikan Fungsinya
Karena, alat dan bahan yang digunakan tentu bukanlah yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Segera tim kita turunkan ke lapangan untuk menguji alat fogging sederhana yang di buat oleh Yusuf Rahmat itu. Terutama, terkait dampak bagi kesehatan. Karena, bahan dan alat bukanlah SOP yang ada," tegas Didi.
Kadis melanjutkan, dirinya sangat berterima kasih banyak kepada masyarakat yang membantu pihaknya untuk mencegah penyebaran kasus DBD.
"Memang tidak cukup dengan Dinkes saja untuk memberatas DBD. Tentu dengan adanya inovasi yang diciptakan, kami sangat mengucapakan terima kasih," beber Kadis.
Sementara, Dinkes lebih menganjurkan dan mengutamakan kebersihan lingkungan sekitar rumah. Karena, pemutus penyakit DBD adalah kerbesihan bukan karena dilakukan fogging.
BACA JUGA:Pengen Hemat Bahan Bakar, Ini 4 Rekomendasi Bebek Irit BBM
BACA JUGA:HEBOH! All New Yamaha Smax 2024, Skuter Matic Teknologi Terbaru, Ini Keunggulannya
"Paling penting itu menjaga kebersihan di lingkungan rumah, seperti bak mandi, serta kebersihan lingkungan rumah seperti sampah berserakan," sebut Didi.
Sejauh ini, data sebelum perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah lalu, ada 120 kasus DBD yang menyerang waega BS.
Namun, terhitung hari ini penyeberan makin meningkat dengan total diangka 143 kasus orang terjangkit penyakit DBD.
Bikin dan Lakukan Fogging Mandiri
Sebelumnya, masyarakat di Kabupaten BS, dibuat heboh dengan adanya sebuah video viral yang di unggah sebuah akun Facebook.
BACA JUGA:Islam di Afrika Barat, Penahanan Pembauran hingga Reformasi