Mereka yang membawa ajaran Islam juga datang langsung dari Semenanjung Arabia yang menjadi utusan resmi Khalifah, pedagang yang memiliki hubungan perdagangan dengan Aceh.
Hubungan tersebut juga melahirkan asimilasi keturunan Arab-Aceh di sekitar pesisir ujung Pulau Sumatera.
BACA JUGA:WAW! Inilah Deretan Ikat Pinggang Termahal di Dunia, Yuk Intip Pemiliknya
Selain itu, juga memudahkan penyebaran Islam yang berkembang di Aceh sejak abad ketujuh.
Tak hanya dari perdagangan, sejarah keislaman di Pulau Sumatera menyebar karena kerajaan-kerjaan yang ada di Sumatera atau dakwah wali dan ulama yang ada pada saat itu.
Kerajaan Islam di Sumatera pada masa itu adalah Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam.
Teori Masuknya Islam
Ada tiga teori yang menjelaskan sejarah Kerajaan Islam di Sumatera. Selain tiga teori tersebut, ada juga teori terbaru yang dikenal dengan sebutan teori Tiongkok.
BACA JUGA:GELAR TABLIQ AKBAR! Bengkulu Selatan Akan Datangkan Ustadz Abdul Somad, Cek di Sini Jadwalnya
Setiap teori memiliki argumentasi untuk memperkuat pendapatnya. Meski beberapa kalangan membantah suatu teori dan membenarkan teori yang lain, seperti dikutip dari Buku Sejarah Islam Nusantara oleh Rizem Aizid.
Teori pertama adalah, Marco Polo. Dia seorang penjelajah asal Italia, Marco Polo singgah di bagian utara Aceh pada 1292 Masehi. Kala itu, ia sedang dalam perjalanannya ke Tiongkok dari Persia melalui jalur laut.
Saat tiba di Perlak, ia menjumpai penduduk yang beragama Islam dan banyak juga pedagang Islam dari India yang giat menyebarkan agama Islam.
Dari sana dapat diketahui bahwa penyebaran Islam di wilayah tersebut belum lama berlangsung.
BACA JUGA:STOK BANYAK! Selama Ramadan 2024, BBM Subsidi dan Non Subsidi di Bengkulu Selatan Dipastikan Aman
BACA JUGA:WADUH! APBD Tembus Rp 1 T, Bengkulu Selatan Masih Minim Pembangunan, Ini Penyebabnya