WOW! Katanya Desa di Kaur Ini Pernah Didatangi Pak Harto

Sabtu 24 Feb 2024 - 19:15 WIB
Reporter : Hery Kurniawan
Editor : Dedi Julizar

RADAR KAUR - Usut punya usut, ternyata Desa Rigangan di Kecamatan Kelam Tengah juga punya cerita tentang kisah berdirinya. Bahkan, disebutkan desa ini pernah di datangi Presiden kedua RI Soeharto atau akrab disapa Pak Harto.

Melansir dari laman jhoniansyahp.wordpress.com, Jumat 23 Februari 2024. Narasumber cerita, Abdul Kohar dan Harsono menceritakan, nenek moyang di Desa Rigangan berasal dari Tebat Ipuh yang terletak kisaran 2 Kilometer (Km) ke arah belakang Desa Rigangan III. 

Dulunya, di Desa Rigangan hanya terdapat 7 buah rumah. Kala itu keadaannya masih hutan belantara. Mata pencarian penduduk dahulunya adalah bertani dan berkebun.

Kala itu hanya terdapat 7 keluarga yang tinggal di sana. Merekalah yang kemudian mengembangkannya menjadi sebuah dusun.

BACA JUGA:Supaya Makin Dekat Dengan Masyarakat, Inilah Kegiatan yang Dilakukan Prajurit

BACA JUGA:Menko Polhukam Berganti, Mahfud MD: Yakin Hadi Tjahjanto Bisa Jalankan Tugasnya dengan Baik

Tujuh keluarga itu yakni, keluarga Puyang Saheh, keluarga Senegun, keluarga Tanjung Raye, keluarga Ruasim, keluarga Karang Tanjul, keluarga Gajah dan keluarga Riye Carang alias Semudi.

Rigangan berasal dari kata “inggangan” yang artinya masih ragu antara mau menetap atau pindah. Keraguan ini disebabkan karena belum tegaknya hukum disini, siapa yang kuat dia yang berkuasa.

Tetapi setelah ditangani oleh Puyang Semudi atau Riye Carang, keadaan menjadi aman terkendali.

Inilah membuat penduduk Rigangan merasa aman dan sepakat untuk menetap dan bermukim di dusun ini. Karena telah banyaknya penduduk yang menetap, maka nama Dusun Inggangan dirubah menjadi Desa Rigangan yang berarti sudah mantap menetap. 

BACA JUGA:TP-PKK Kaur Kaderisasi Tiga Kecamatan, Simak Tujuannya

BACA JUGA:Hujan Deras, Ini Kecamatan yang Terendam Banjir Hingga Tanah Longsor

Untuk menghargai peran dan usahanya itu Semudi diangkatlah oleh Belanda menjadi Depati. Dia bergelar Depati Riye Carang. Setelah Depati Riye Carang wafat, perannya digantikan anaknya yang bernama Kerintan.

Ada kisah menarik dalam penggantian Depati.  Dalam rencana pengangkatan Kerintan menjadi Depati pihak Belanda tidak menyetujui.

Hal ini karena Kerintan di waktu itu mengalami sakit hidung dan Belanda berkata, “kami tidak setuju kalau Kerintan yang menjadi Depati karena hidungnya buruk”. 

Kategori :