“Sampai sekarang yang banyak serangan di dua Kabupaten, Bengkulu Selatan dan Kaur. Ada juga indikasi di wilayah lain, ini akan terjadi kasus lebih banyak lagi,” ujar Syarkawi.
BACA JUGA:5 Penyakit yang Rentan Dialami Ikan Hias, Yuk Simak di Sini untuk Lebih Tahu!
Syarkawi sembari mengatakan, untuk kasus awal penyebaran penyakit ini diduga dari Sumatera Selatan. Ini karena sebelumnya terjadi outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Sapi Ngorok.
Untuk penanganan penyebaran penyakit itu dikatakan Syarkawi, sudah dilakukan tindakan pemberian vaksin pada ternak yang sehat agar tidak tertular.
“Kami sudah memberikan vaksin kepada ternak yang sehat, dan saat ini kita juga sudah mendapatkan bantuan vaksin 3.000 dosis. Ini memang tidak mencukupi,” ungkapnya.
Untuk penanganan penyebaran penyakit itu dikatakan Syarkawi, sudah dilakukan tindakan pemberian vaksin pada ternak yang sehat agar tidak tertular.
BACA JUGA:Pastikan Tak Ada Lagi Penyakit Ngorok di Bengkulu Selatan, Ini Jumlah Rincian Ternak Divaksin Distan
“Kita sudah memberikan vaksin kepada ternak yang sehat, dan saat ini kita juga sudah mendapatkan bantuan vaksin 3.000 dosis. Ini memang tidak mencukupi,” tandasnya.
Berikut data penyebaran penyakit sapi ngorok di masing-masing kabupaten/kota yang dihimpun dari data iSIKHNAS dan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu, per 31 Oktober 2024:
1. Bengkulu Selatan: 881 ekor jumlah sakit (Kerbau: 467 ekor, Sapi: 215 ekor Sapi Bali: 100 ekor dan Sapi Brahman: 99 ekor).
2. Bengkulu Utara: 5 ekor Sapi Bali terdampak dan belum ada laporan kematian.
3. Kaur: 100 ekor terdampak (93 ekor kerbau, 5 ekor sapi dan 2 ekor sapi bali) dengan 24 ekor kerbau sakit dan 15 ekor mati.
4. Kepahiang: 1 ekor sapi terdampak dan belum ada laporan kematian.
5. Kota Bengkulu: 9 ekor sapi terjangkit.