Penyakit Sapi Ngorok di Bengkulu Meluas, Apakah Aman Dikonsumsi? Temukan Jawabannya di Sini
Kepala Disnak Keswan Provinsi Bengkulu sampaikan soal penyakit sapi ngorok di Bengkulu. Sumber foto: koranradarkaur.id--
BENGKULU - Kasus penyakit sapi ngorok di Bengkulu, memanas! Meski baru terpantau menyerang puluhan ekor ternak di Kabupaten Kaur dan Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Sejumlah kabupaten tetangga mulai waspada terhadap penyakit yang menyerang sapi dan kerbau itu.
Menanggapi memanasnya penyakit sapi ngorok di Bengkulu. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Bengkulu drh.Muhammad Syarkawi, MT mengatakan, saat ini, penyebaran penyakit ini menyebabkan 60 ekor sapi milik warga ditemukan tak bernyawa. Rinciannya, 50 ekor sapi di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Sedangkan di Kabupaten Kaur jumlah ternak terserang adalah 10 ekor.
"Sejauh ini baru terpantau di Kaur dan Bengkulu Selatan. Namun, sejumlah daerah telah mulai melakukan antisipasi atas adanya penyakit ngorok sapi di Bengkulu ini. Sebut saja seperti dilakukan di Kabupaten Rejang Lebong," kata M Syarakawi, Rabu 23 Oktober 2024.
Lanjutnya, pabah penyakit sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) menyerang hewan sapi atau kerbau yang bersifat akut dengan tingkat kematian yang tinggi. Meski penyakit ini tidak menular ke manusia. Namun, penyakit sapi ngorok berdampak signifikan terhadap perekonomian peternak. Ini karena penularannya yang sangat cepat.
Syarkawi menambahkan, Disnak Keswan Provinsi Bengkulu bersama jajaran pemerintah kabupaten telah mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan terhadap kerbau atau sapi yang sakit.
BACA JUGA:Penyebaran Penyakit Ngorok Ternak Meluas, Ini Cara Menghindarinya
BACA JUGA:3 Perbatasan BS Ditutup, Penyakit Ngorok Tambah Ganas, Ratusan Ternak Mati Mendadak
''Memang yang sudah terlanjur parah akan terjadi kematian. Tapi yang kondisinya bisa tertolong dapat diselamatkan. Karenanya harap lakukan vaksinasi SE,'' tambahnya.
Syarkawi mengatakan, sejauh ini, pihaknya juga sudah meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengadakan vaksin SE. Sekarang kisaran 1000 dosis vaksin telah didapatkan dan telah disalurkan ke daerah yang terjadi penyebaran kasus penyakit.
''Kamimendapatkan 1000 dosis vaksin SE dan sudah kita alokasikan ke kabupaten, khususnya di Bengkulu Selatan dan Kaur. Vaksin ini langsung salurkan salurkan karena memang dalam kondisi darurat,'' sampainya.
Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit ngorok ke daerah lainnya. Selain mengoptimalkan vaksinasi, Disnakeswan Provinsi Bengkulu turut menghimbau kepada peternak untuk membatasi lalu lintas ternak. Terutama di kawasan yang berisiko terjadinya penyakit, terkhusus di Kabupaten Bengkulu Selatan dan kaur.
Penyakit 'Ngorok' atau SE, menurut Syarkawi, merupakan salah satu endemik di Bengkulu. Sebab kemunculan dari tergantung dengan situasi seperti perubahan kondisi cuaca.
"Lakukan pengandangan. Ini tak hanya akan membatasi penyebaran penyakit. Tapi juga memudahkan peternakan dalam memantau kondisi ternaknya," imbaunya.
Aman Dikonsumsi?
Di sisi lain, kata Syarkawi, meski penyebaran penyakit sapi ngorok sangat cepat. Dia kembali menekankan penyakit ini tidak dapat menular kepada manusia. Bahkan, daging sapi ataupun kerbau yang terjangkit penyakit ini aman untuk dikonsumsi.