BENGKULU SELATAN (BS) - Serangan penyakit Septicaemia Epzootica (SE) atau yang lebih akrab dikenal dengan penyakit ngorok pada ternak semakin mengganas.
Buktinya, data terbaru dari Dinas Pertanian (Distan) BS melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, saat ini ada 5.661 ternak terancam penyakit tersebut.
Sementara itu, vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit ngorok tersebut, hanya disiapkan sebanyak 2 ribu saja. Hal tersebut jauh kurang dari kebutuhan.
Padahal, dampak penyakit ngorok ini sudah banyak merugikan peternak. Tercatat, ada 209 ekor ternak di Kabupaten BS yang mati mendadak.
Rinciannya, 192 ekor ternak kerbau, dan 27 ekor ternak sapi. Ratusan ternak ini positif mati akibat terkena serangan penyakit ngorok yang dikenal mematikan itu.
Bukan itu saja, ada pula 360 ekor kerbau dan sapi yang terpaksa dipotong paksa akibat terkena penyakit ngorok. Rincian, 322 ekor kerbau, dan 38 ekor sapi.
Sementara itu, ada pula 393 ekor ternak sapi, dan 488 ekor kerbau yang dinyatakan sakit dan positif menghidap penyakit ngorok tersebut.
Kadis Pertanian BS Sakimin, S.Pt melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Ikat Aliman Maulana, SP membenarkan ada ratusan ternak terjangkit penyakit ngorok atau penyakit SE.
Oleh karena itu, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan pendataan terhadap hewan ternak yang terkena serangan penyakit ngorok.
BACA JUGA:Penyebaran Penyakit Ngorok Ternak Meluas, Ini Cara Menghindarinya
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Menyebar ke Kecamatan Kaur Selatan, Warga Maje Diminta Waspada
Tercatat hingga, 22 Oktober 2024 data kasus penyakit ngorok terus berubah. Namun, Dinas Pertanian aktif melakukan laporan kepada pusat dan provinsi.
"Sebelumnya juga pernah ada penyakit ngorok. Tapi ini yang paling parah," kata Ikat.
Kabid melanjutkan, tingkat penyebaran penyakit ngorok ini mengancam ribuan ternak sapi dan kerbau di yang tersebar di Kabupaten BS.
Sampai saat ini, tercatat ada 4.095 ekoer sapi dan 1.566 ekor kerbau terancam, sehingga total ternak terancam penyakit ngorok 5.661 ekor.